Pidato Mega di HUT PDIP Sinyal Dukung Puan, Peringatan Untuk Ganjar!
- Bagi Ganjar, apapun cemoohan dan stigma yang diberikan kepada dirinya ketika harus hengkang dari PDIP, sudah tidak penting bagi Ganjar -

Nusantarapedia.net, Netizen | Artikel — Pidato Mega di HUT PDIP Sinyal Dukung Puan, Peringatan Untuk Ganjar!
Oleh Marianus Gaharpung, dosen FH UBAYA Surabaya
“Jika PDIP mengusung Ganjar dan menang di Pilpres 2024, maka sangat mungkin posisi Puan melanjutkan kepemimpinan ibunya bisa saja terancam.”
HUT Emas PDIP pada 10 Januari 2023 sudah selesai. Publik terus dibuat penasaran karena harus memahami irama politik yang dimainkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Pasalnya, pada HUT emas tersebut, Megawati tetap tidak mengumumkan siapa calon presiden (capres) pilihannya untuk Pilpres 2024.
Megawati mengatakan, sesuai hasil kongres PDIP pada 2019 lalu, ia memiliki hak prerogatif untuk menentukan capres.
“Sekarang nungguin, enggak ada, ini urusan gue,” kata Megawati tegas.
Mendengar ungkapan putri proklamator tersebut, publik Tanah Air dan barangkali dalam benak sebagian besar kader PDIP terbetik juga perasaan yang kurang puas. Tetapi apa mau dikata realita PDIP ada dalam genggaman Megawati.
Pidato politik sekaligus konsolidasi partai beberapa waktu lalu lebih dari satu jam di hadapan ribuan kadernya, terlihat jelas rasa percaya diri Megawati begitu tinggi, karena partainya memenuhi syarat minimal untuk mencalonkan presiden tanpa harus bersama parpol lain untuk berkoalisi. Perlu diingat, PDIP bukan segala-galanya di Tanah Air ini, sesungguhnya kekuasaan tertinggi yang menentukan ada tidaknya pemimpin tertinggi di republik adalah rakyat, bukan Megawati dan kendaraan politiknya.
Rating PDIP akhir-akhir ini sebagai partai terbaik karena sentimen publik positif terhadap prestasi Joko Widodo dalam memimpin republik ini. Joko Widodo terpilih dua periode jadi presiden bukan karena prestasi PDIP, tetapi gabungan partai politik, yaitu; Golar, Nasdem, PPP, PAN, Perindo, Hanura, PSI dan partai lainnya. Oleh karena itu, Megawati perlu menyadari dan jangan jaga jarak dengan parpol lainnya.
Membangun bangsa dan negara ini adalah kerja bareng, gotong royong semua parpol bersama rakyat. Rakyat Tanah Air sangat memaklumi hak prerogatif PDIP ada di tangan Megawati, tetapi harus pula realistis seirama dengan kehendak publik yang tergambar dari hasil lembaga-lembaga survei. Sehingga pertanyaannya, apa dampak politiknya jika PDIP menentukan capres tidak berdasarkan hasil survei. Apakah PDIP adalah motor penggerak satu-satunya untuk menjadikan seseorang presiden? Apa jadinya jika ditinggal rakyat pencintanya jika Puan Maharani yang diusung hanya demi merawat keberlangsungan trah Soekarno di tubuh PDIP? Wajar perasaan publik Tanah Air kian kritis terhadap perjalanan PDIP.
Megawati dan pengurus pusat PDIP tidak bisa membendung realita publik kader PDIP atas kejadian di JIExpo Kemayoran Jakarta pada Selasa, 10 Januari 2023, dimana spontanitas para kader teriak; Ganjar Presiden! Ganjar Presiden! Karena warga PDIP ini berasal dan berada di akar rumput, mereka paham benar kehendak akar rumput terhadap figur presiden dari PDIP.
Sah-sah saja bahwa pengamat politik menilai “kode-kode” Megawati di HUT PDIP, dukungan untuk Puan Maharani dan tidak mendukung Ganjar. Dengan berbagai alasan, hal itu tidak terlepas untuk menjaga keberlanjutan trah Soekarno di tubuh PDIP. Perlu regenerasi kepemimpinan setelah Megawati. Jika PDIP mengusung Ganjar dan menang di Pilpres 2024, maka sangat mungkin posisi Puan melanjutkan kepemimpinan ibunya bisa saja terancam.
Untuk menggerakan roda partai, perlu, tidak saja modal politik tetapi modal ekonomi. Jika Puan Maharani jadi presiden atau wakil presiden saja, maka modal politik sudah dalam genggaman untuk memobilisasi sumber daya. Posisi tawar Puan Maharani akan semakin kuat dihadapan para kader PDIP. Lumrah dalam benak Megawati hitungan-hitungan politik yang demikian. Jika posisi anaknya Puan Maharani tidak kuat, sementara kader kader PDIP yang kuat dan solid, ini akan berbahaya bagi Puan Maharani dan saudaranya ketika Megawati meninggalkan gelanggang politik. Sikap nurani Megawati sangat manusiawi dan bisa saja terjadi pada partai-partai lain. Apapun alasannya, artinya PDIP tidak sejalan dengan sebagian besar keinginan warga PDIP dan bisa saja timbul perpecahan di internal PDIP. Para pendukung Ganjar akan lari meninggalkan PDIP.