Plh Bupati Pemalang Akan Lakukan “Akrobatic One Man Show”

"Mansur Hidayat harus menempatkan masyarakatnya sebagai subyek bukan obyek pembangunan, dengan demikian 'participatory rural appraisal' menjadi langkah yang strategis untuk menempatkan 'bottom up planning' bukan 'top down' menjadi prioritas dan bisa lewat RPJMD."

15 Agustus 2022, 10:19 WIB

Nusantarapedia.net, Pemalang, Jawa Tengah — Pasca terjaringnya Bupati Pemalang, Mukti Agung Wibowo dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada Kamis (11/8/2022), Mansur Hidayat (Wakil Bupati Pemalang) mengambil alih pucuk pimpinan pemerintahan kabupaten Pemalang menggantikan Bupati Mukti Agung Wibowo yang terjerat masalah jual beli jabatan, dan sudah resmi menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Beragam komentar mengemuka dari sejumlah warga Pemalang, salah satunya dari budayawan sekaligus pengamat kebijakan publik, Nurdin Iskak. Lelaki kelahiran asli kota Pemalang tahun 1962 silam, dan pernah membawahi beberapa organisasi masyarakat serta menjadi politisi di beberapa partai.

Dalam wawancaranya dengan awak NPJ, lelaki berperawakan gempal dan berwajah mirip mantan Gubernur Banten, Rano Karno tersebut, dengan panjang lebar mengatakan, Pejabat Pelaksana harian atau Plh Bupati Pemalang Mansur Hidayat, segera melakukan langkah – langkah konkrit dan lekas kondusif situasi di lingkungan Pemkab, berkaitan dengan penangkapan Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo, oleh lembaga anti rasuah KPK.

“Kembalikan segera kepercayaan masyarakat kota Pemalang, terhadap pemimpinnya,” ujarnya mengawali perbincangan dengan awak NPJ, Minggu (14/8/2022).

Ketika ditanya, dengan ditunjuknya Mansur Hidayat menjadi Plh Bupati Pemalang oleh Gubernur Jawa Tengah, akankah mampu mengatasi banyak permasalahan yang tengah berkecamuk di tengah masyarakat?

“Saya coba mengamati di rumah dinas Plh Bupati Mansur Hidayat, hari ini penuh tamu terus, mungkin dalam rangka ucapan selamat atau konsolidasi penataan agenda kerja Pemkab Pemalang, atau mungkin juga dalam rangka mengemas barang – barang untuk pindah ke ‘pringgitan‘ (rumah dinas bupati).”

Apakah nantinya Mansur Hidayat akan memimpin Pemalang sampai 2024?

“Betul, itu sudah benar, akan tetapi manakala kebijakan pemerintah mengundur Pemilu/Pilkada, maka masa jabatannya akan menyesuaikan dengan sendirinya.”

Antara Harapan dan Kenyataan, Tentang Mansur Hidayat

Masih menurut Nurdin Iskak, ketika ditanya apakah masyarakat masih menaruh harapan dengan pemimpinnya, manakala telah terjadi “korupsi berjamaah” yang dilakukan oleh Bupati kemarin bersama kroni – kroninya?

Nurdin menjawab, “bahwasanya sebuah jabatan bagi manusia memang menimbulkan kerawanan penyelewengan, akan tetapi yang saya tahu, Mansur Hidayat adalah sosok yang lugas dan jernih dalam berpikir, dan wellcome, terbuka pada siapa saja. Rutinitas ritual ibadah agama yang dianutnya juga saya lihat cukup bagus, maka mudah – mudahan, dengan indikasi pribadi yang seperti itu, beliau semoga bisa memimpin Pemalang dan tidak ada beban, untuk menjalankan tugas – tugas dalam penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang good government dan good governance, sehingga implementasi profesionalisme akan mengarah pada tupoksi yang ‘in the right man – in the right place.’ Kurang lebih penjelasanya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan akan di pegang oleh guru, Dinkes, RSUD akan dipegang oleh para dokter dan tenaga ahli kesehatan di bidangnya, begitupun DPU – PR akan dipegang oleh para sarjana tehnik sipil dan ahli tata ruang, dan lain sebagainya. Sesuai dengan statement yang disampaikan Mansur Hidayat, pasca didaulat oleh Gubernur untuk mengambil alih pucuk pimpinan Pemkab Pemalang sebagai Plh Bupati.”

Masih menurutnya, yang paling penting nampaknya, apapun jabatannya bagi Mansur Hidayat adalah amanah, pernyataan itu disampaikan oleh Plh Bupati sekarang yang lebih suka dipanggil Mas Mansur, daripada dipanggil Pak Bupati, agar secara psikologi publik bisa lebih menyatu dengan masyarakat Pemalang yang dipimpinnya.

Sedangkan di sisi lainnya, apakah Mansur Hidayat mampu menjalin komunikasi dengan politisi, dalam hal ini anggota DPRD Pemalang dan seluruh fraksi serta pimpinan dewan?

“Sebab di pundak Bupati dan Pimpinan Dewan lah, nasib kesejahteraan sekitar 2 jutaan masyarakat Pemalang akan dipertaruhkan, dan hal ini bukan perkara mudah. Kenapa dikatakan tidak mudah? Karena nantinya Mansur Hidayat akan dan harus melakukan akrobatik kepemimpinan hierarkis yang formal – struktural pemerintahan daerah, dengan sendirian alias one man show, tanpa ada pendampingnya, sebagai wakil-wakil ‘man to man’ dan sebagai ‘footnote man‘ adalah seorang laki – laki, dan setiap pemimpin nantinya akan ditanya tanggung jawabnya, atas kepemimpinannya kelak.”

Mengamati atas banyak persoalan di kabupaten Pemalang yang cukup komplek, dimana Indeks Pembangunan/Prestasi Manusia (IPM) sangat rendah, menempati urutan ke-2 dari bawah dengan jumlah 36 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah, maka sekali lagi tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan begitu saja, ‘bim salabim‘ atau ‘abra kadabra‘. Bagaimana hal itu?

“Tentunya tidak cukup hanya kerja keras saja, akan tetapi harus kerja cerdas dalam waktu yang begitu singkat. Mansur Hidayat harus mampu mengadakan perubahan paradigma pembangunannya, salah satunya adalah harus menjadikan masyarakat kota Pemalang yang tersebar di 222 Desa dan Kelurahan, serta satu desa pemekaran, dimana kurang lebih 82% nya berada di pedesaan dengan tingkat urbanisasi cukup tinggi.”

“Mansur Hidayat harus menempatkan masyarakatnya sebagai subyek bukan obyek pembangunan, dengan demikian ‘participatory rural appraisal‘ menjadi langkah yang strategis untuk menempatkan ‘bottom up planning‘ bukan ‘top down’ menjadi prioritas dan bisa lewat RPJMD.”

Selain itu, mampu dan tidak mampu, Mansur Hidayat harus mampu menciptakan dan menempatkan hubungan ‘trias politika‘ dalam hal ini hubungan Forkompinda umumnya, dan khususnya eksekutif dengan legislatif, dalam kesejajaran untuk menciptakan keharmonisan dan kondusifitas dengan ending tata kelola pemerintahan yang baik untuk kesejahteraan dan kebaikan masyarakat Pemalang.

Penulis, Ragil Surono

Wakil Bupati Pemalang Ambil Alih Roda Pemerintahan
Ganjar: Peringatan Kejahatan Korupsi, Ihwal OTT Bupati Pemalang
Festival Ikan Bakar Bandeng
Sejarah Singkat Pemalang
Jalan Daendels Pantura, Jadikan Jawa Sebagai Kota Terpanjang Dunia
Widuri

Terkait

Terkini