Politik dan Demokrasi
"politik adalah bentuk, sedangkan demokrasi adalah nilai"

Nusantarapedia.net, Artikel | Opini — Politik dan Demokrasi
Oleh Emanuel Kolfidus
Anggota DPRD Provinsi NTT
“Suara seorang petani di dusun yang jauh, sama nilai dan sama harganya dengan suara seorang menteri kabinet,”
“Bagaimana idealnya seseorang ambil bagian dalam politik dan demokrasi,”
PEMILU di Indonesia sudah dekat, bahkan sekarang sedang berproses.
Pemilu tentu melibatkan dua terminologi klasik; politik dan demokrasi. Tulisan ini diilhami oleh kehadiran filsuf Indonesia, Romo Franz Magnis Suseno selama dua hari di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (26-27/5/2023). Beliau hadir sebagai nara sumber untuk dua kegiatan berbeda dengan tema yang sama yakni, “Talk Show dan Seminar Partisipasi Umat Katolik dalam Politik dan Demokrasi.”
Saya terlibat dalam talk show dihadiri pula oleh Yang Mulia Uskup Agung Kupang. Sudah tentu, kehadiran dua nara sumber hebat ini membuat forum diskusi begitu berbobot dengan berbagai ajaran etika, filsafat dan praksis politik kepada kami peserta.
Saya pikir, tulisan ini dalam maksud menyalurkan rasa kagum dan kesempatan saya menemukan sari pati.
Meskipun diskursus tentang politik dan demokrasi menjadi seperti makanan sehari-hari tetapi saya menemukan konteks baru atau katakanlah spritualitas baru dari berjalannya diskusi dengan titik tekan pada: mengapa seseorang perlu terlibat dalam politik, apa itu politik, apa itu demokrasi, bagaimana seharusnya kita berpolitik dan untuk apa kita harus berpolitik.
Ini pertanyaan-pertanyan yang mendasar dan, jawaban-jawabannya menjadi dasar, pijakan, atau fondasi (meja statis) sekaligus bintang penunjuk arah (le’it star dinamis) bagi seseorang yang mau berpolitik.
