Praktik Dukun ‘Bisnis’ Laris Manis di Indonesia

Perang urat saraf antara keduanya, bukan lain adalah buntut aksi Marcel dan kawan-kawannya berani mendatangi padepokan tempat Ghost Syamsuddin berpraktik.

11 Agustus 2022, 16:03 WIB

Nusantarapedia.net, Jurnal | Sosbud — Praktik Dukun ‘Bisnis’ Laris Manis di Indonesia

“Walaupun youtuber sejagad maya sudah membongkar habis-habisan kedok kesaktian Syamsuddin. Tapi spiritual mantan pedagang rongsokan itu seperti tak mau menyerah begitu saja. Malahan dia pasang kuda-kuda. Bahkan, si Udin berencana melaporkan sejumlah youtuber yang dianggapnya telah mencemarkan nama baiknya.”

Berdakwah tanpa ceramah pernah dilakukan para pemuka agama masa lampau. Syiar menyampaikan kebenaran dan mencerdaskan ummat tidak melulu dari atas podium atau majelis. Dahulu di nusantara para wali ketika menyampaikan ajaran agama, selain melalui ceramah ada pula wali lainnya mensyiarkannya melalui aksi-aksi kesenian.

Sunan Kalijaga salah seorang wali yang berdakwah melalui jalur kesenian, menciptakan tembang-tembang religi dan lewat pertunjukan wayang. Syiar agama yang disampaikan Kali Jaga lebih cepat diterima masyarakat kala itu. Orang-orang merasa tak asing dengan pesan ajaran yang disampaikan, lantaran ada keakraban secara budaya.

Marcel Radival atau lebih dikenal sebagai Pesulap Merah, seperti ingin meniru para penghulu agama terdahulu. Dia bersyiar di luar podium–majelis ceramah. Melalui channel youtube-nya, Pesulap Merah ambil andil mengedukasi masyarakat supaya tak terjerumus dalam lembah kemusyrikan dan tak gampang dimangsa predator berjuluk ‘orang pintar,’ praktik perdukunan dengan memanfaatkan atribut agama.

Memang agaknya berlebihan manakala menyamakan cara syiar Marcel dengan cara berdakwah para ulama. Bagaimana pun Pesulap Merah belum patut bila disetarakan dengan dakwahnya para pemuka agama.

Bila memperhatikan aksi Pesulap Merah membongkar rahasia unjuk kebolehan orang-orang yang katanya sakti, tapi nyatanya hanyalah akal-akalan dengan menggunakan alat. Aksi Marcel itu mengingatkan pada film Ghost Buster. Film horror yang mengisahkan sekelompok orang yang kerjanya memburu dan mengungkap misteri di balik teror hantu dan ternyata hanyalah rekayasa tekhnologi.

Marcel piawai main sulap, berbekal kepandaiannya memainkan berbagai trik sulap yang mulai ditekuni sejak 2010 silam. Lewat channel youtube miliknya, dia membongkar rahasia praktik pengobatan–perdukunan yang ditengarai hanyalah sebuah trik sebagaimana biasanya dimainkan para pesulap. Sudah banyak (oknum) praktisi spiritual yang aksinya berhasil dibongkar si Pesulap Merah, dan ternyata alat atau sarana yang digunakan praktisi sipiritual gadungan itu mudah sekali dijumpai dipasaran dan banyak dijual di toko-toko online.

Terhadap dukun atau paranormal abal-abal. Pesulap Merah menyebut mereka ada dua jenis: kalau tak cabul, ya penipu! Tapi Marcel, pesulap kelahiran Agustus 1995 itu tak menampik tentang praktik perdukunan yanng betul-betul berpraktik menggunakan keahliannya, seperti dukun pijat dan dukun beranak. Pesulap Merah sendiri mengakui keahlian jasa kedua golongan ini.

Marcel juga tak mengingkari jika dirinya percaya pada fenomena gaib. Hanya saja gaib yang diyakininya tidak seperti yang dipertontonkan di youtube oleh beberapa orang yang mengaku linuwih. Berangkat dari pengetahuan itulah Marcel bertekad menyingkap tirai gaib palsu yang sekarang banyak diperagakan oleh oknum praktisi spiritual ‘orang pintar’ bertujuan mengeruk keuntungan materi dari ‘orang goblok’ yang terlanjur percaya.

Baru-baru ini Marcel terlibat perseteruan sengit dengan Ghost Syamsudin, spiritualis Kota Blitar. Sebenarnya Syamsuddin bukan warga asli Blitar, dia kelahiran Lampung yang merantau ke Rejowinagun, Kademangan, Blitar. Di kota inilah pria yang mula-mulanya hanyalah pengepul barang loakan, sekarang menjelma menjadi seorang sakti yang terkenal.

Perang urat saraf antara keduanya, bukan lain adalah buntut aksi Marcel dan kawan-kawannya berani mendatangi padepokan tempat Ghost Syamsuddin berpraktik. Tapi sebenarnya, kedatangan Pesulap Merah bukan serta merta. Menurut Pesulap Merah kehadirannya ke padepokan Nur Dzat Sejati karena tertarik sebuah undangan pembuktian yang disiarkan Syamsuddin melalui channel youtube-nya.

Syamsuddin yang tak menduga bahwa tantangan terbukanya bakal ditanggapi serius oleh Marcel. Dia pun panik setelah tahu bahwa Pesulap Merah benar-benar datang dan sekarang sudah berdiri di mulut gerbang padepokannya. Marcel mengenakan kostum ikoniknya berwarna merah, yang menambah kesan kejantanannya.

Sementara itu si Syamsuddin seperti kebakaran jenggotnya. Dukun berambut gondrong dan berjenggot itu buru-buru mengerahkan orang-orangnya agar berjaga-jaga di gerbang padepokan. Tak hanya orang suruhannya yang disiagakan. Di sana hadir juga seorang pria yang mengaku pengacaranya si dukun.

Bahkan Pak Lurah pun turun tangan, lantas pasang badan turut serta membentengi Syamsudin. Sejak saat itu perseteruan keduanya menjadi perbincangan publik. Berbeda dengan konten bongkar-bongkar dilakukan Marcel bersama dukun lainnya. Ajang pembuktian antara Pesulap Merah dan Ghost Syamsudin benar-benar menjadi perbincangan ramai seantero jagad nusantara.

Tak ayal insiden keributan mereka mengundang perhatian banyak pihak, mulai dari BANSER, organisasi kepemudaan-Pemuda Blitar Bersatu, hingga host sekaligus pesulap kawakan, Dedy Corbuzier. Selain mereka, warga sekitar padepokan juga turut bereaksi keras. Puncak desakan oleh ratusan warga Blitar depan padepokan berakhir dengan penutupan kegiatan padepokan.

Pada hari ketika warga berkumpul. Jelas bukan Syamsuddin saja yang ketir, mungkin Pak Lurah pun jantungnya dag dig dug. Pasalnya pada hari sebelum kejadian itu. Saat Marcel datang. Si lurah dengan pongah di hadapan Marcel meminta paksa KTP. Karena menurutnya itu syarat wajib bagi siapa pun yang datang berkunjung ke wilayahnya. (Para pembaca pasti sudah tahu. Umumnya aturan menunjukkan KTP disyaratkan bagi tamu yang akan menginap)

Pernyataan disebutkan lurah tersebut sangat janggal. Padahal nyatanya padepokan Syamsuddin tak sekali saja didatangi orang yang bikin keributan dan adu jotos dengan Syamsuddin (video tentang ini bisa ditonton di channel Ghost Syamsuddin). Tapi aneh tak ada tayangan video channel Syamsuddin yang memperlihatkan kehadiran Pak Lurah meminta KTP. Diperhatikan dari perbedaan ini, Pak Lurah bisa dinilai telah melakukan tindakan diskriminatif terhadap Marcel. Atau jangan-jangan Pak Lurah..!?? (Awas! Pikiran jangan ngeres)

Tentang aksi warga kepung padepokan, kejadian itu seakan karma dari ucapan Syamsuddin sendiri. Sebelum kejadian pengepungan padepokan dilakukan warga. Beberapa waktu sebelumnya, Syamsuddin melalui video channelnya sesumbar, kalau bukan karena dirinya berhasil meredam massa, maka habislah Marcel diamuk warga. Nyatanya, yang terjadi justru sebaliknya, malah Syamsudin sendiri yang digruduk warga.

Berselang sehari paska dihentikannya aktivitas pengobatan di padepokan. Si Udin langsung memberi klarifikasi, tidak ada penutupan atas padepokannya. Dirinya juga tegas menolak desakan warga yang menuntut tutup padepokan. Menurutnya tak seorang pun berhak menutupnya, karena padepokan yang dipimpinnya mengantongi izin resmi dari pemerintah.

Kepercayaan diri Syamsuddin sepertinya harus luruh. Hanya berselang hari sejak dirinya dengan tegas mengatakan akan tetap membuka padepokan lantaran yayasan yang dikelolanya berizin resmi. Tapi sial! Lagi-lagi ucapan Syamsuddin menjadi kenyataan yang berbanding terbalik. Justru Pemkab Blitar secara resmi menerbitkan putusan penutupan padepokan milik Syamsuddin. Ada beberapa alasan sehingga pemkab harus menutup padepokan Syamsuddin, salah satunya adalah karena izin yang didaftarkan tidak sesuai dengan kondisi aktual yang ada (praktik perdukunan).

Sementara itu di masyarakat, kegeraman orang-orang terhadap praktik pengobatan si Udin seperti sudah sampai ubun-ubun. Sontak, netijen dari delapan penjur mata angin melempar kecaman secara bertubi-tubi kepada pimpinan Padepokan Nur Dzat Sejati.

Belakangan netijen pun ikut-ikutan membongkar akal-akalan pengobatan dilakukan Syamsuddin. Bermodal video yang dipungut dari channel milik Syamsuddin. Netijen menunjukkan bagian-bagian praktik pengobatannya yang ditengarai hanyalah sebuah trik sulap dan bukan fenomena supranatural.

Walaupun youtuber sejagad maya sudah membongkar habis-habisan kedok kesaktian Syamsuddin. Tapi spiritual mantan pedagang rongsokan itu seperti tak mau menyerah begitu saja. Malahan dia pasang kuda-kuda. Bahkan, si Udin berencana melaporkan sejumlah youtuber yang dianggapnya telah mencemarkan nama baiknya.

Seolah merapal ajian ‘muka tembok.’ Udin yang mati rasa dari perasaan malu. Kini kian gencar menayangkan konten video edisi terbarunya. Seperti tak mau pusingkan urusan malu karena modusnya ketahuan, tanpa ragu mempertontonkan aksi kesaktiannya. Tak puas hanya menayangkan video. Syamsudin juga melayangkan tantangan kepada siapapun yang bisa membuktikan bahwa praktik pengobatan yang dilakoninya adalah tipu-tipu belaka.

Di Indonesia bukan hanya Syamsuddin yang diketahui berpraktik pengobatan palsu. Sudah ada puluhan paranormal abal-abal yang disinyalir melakukan trik sulapan dalam praktik perdukunannya, dan nyaris dari semua dukun itu berhasil diobok-obok kedoknya oleh si Pesulap Merah.

Tak dipungkiri, hingga sekarang masih banyak masyarakat Indonesia yang mudah diperdaya oleh aksi kesaktian berkedok agama. Hal inilah yang kemudian dilirik oleh sekelompok makhluk bejat mengambil kesempatan menjadi ‘orang pintar’ alias dukun, sebagai jalan pintas paling mudah mendulang pundi-pundi.

Hingga sekarang praktik perdukunan menjadi bisnis yang laris manis di Indonesia. Menurut Ustadz Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi, dikutip dari okemuslim.com. Ada beberapa sebab kian maraknya praktik perdukunan, diantaranya adalah: latar belakang masyarakat Indonesia yang masih mewarisi keyakinan animisme dan dinamisme sehingga mudah sekali terpengaruh adegan mistik dan klenik.

Sebab lain, mengapa ‘orang pintar’ atau dukun (lebih-lebih beratribut agama) begitu mudah dipercaya dan tak ragu menjalankan modus operandinya, bukan lain karena; masih banyak orang-orang yang belum memahami agama dan lain dari itu karena tidak ada sanksi tegas dan hukuman yang jelas buat mereka yang menyesatkan umat lewat dunia kelnik dan perdukunan. Untuk mempidanakan mereka dengan pasal penipuan pun juga tak gampang. Karena hanya korban yang bisa melaporkan dan itu pun harus bisa membuktikan unsur tipu-tipunya.

Unjuk aksi dengan adegan-adegan kesaktian bukanlah sesuatu yang buruk. Sepanjang aksi-aksi itu dilakukan di pentas hiburan, dan diakui hanyalah trik semata untuk tujuan hiburan. Berbeda perkara apabila aksi-aksi itu dilakukan bertujuan memperdaya orang lain untuk mengeruk keuntungan materiil atau melancarkan modus operandi tertentu. Lebih-lebih bila praktiknya dibungkus atribut agama. Tentu tindakan ini, selain merugikan orang juga mencederai nama agama yang sengaja diperalatnya.

(Penulis, tinggal di Madura)

Siapa itu Pesulap Merah?
Padepokan Nur Dzat Sejati Gus Samsudin Dicabut Izinnya oleh Pemkab Blitar
Citayam Berbusana & Kwanyar Berliterasi, Era Kemajuan Muda Mudi
Cara Gampang Bahagia dan Buat Hati Orang ‘Sepoi-sepoi’
Nikmatnya Hidup Searah Cara Pandang Tentangnya

Terkait

Terkini