Presiden Jokowi Buka Kongres ke-5 Konferensi Badan Peradilan Konstitusi se-Dunia

Nusantarapedia.net, Jakarta — Berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Provinsi Bali, pada Rabu, (5/10/2022), Presiden Joko Widodo membuka Kongres ke-5 Konferensi Badan Peradilan Konstitusi Sedunia atau The World Conference on Constitutional Justice (WCCJ). Kongres tersebut dengan tema “Constitutional Justice and Peace” atau Keadilan dan Perdamaian Konstitusi.
Dijadwalkan gelaran tersebut berlangsung dari tanggal 4 – 7 Oktober 2022.
Sampai dengan tahun 2022 ini, tercatat 119 negara menjadi anggota WCCJ. Merupakan kongres ke-5 WCCJ yang menjadi forum internasional dengan level tertinggi untuk badan peradilan konstitusi.
Dalam pidato pembukaan acara tersebut, Presiden mengharapkan langkah bersama untuk menangani krisis dan menegakkan keadilan konstitusional.
Dalam sambutannya, Presiden menilai bahwa Mahkamah Konstiusi merupakan pilar utama dalam menegakkan keadilan konstitusional yang merupakan elemen kunci dari demokrasi, perlindungan hak asasi manusia, dan kepastian hukum.
“Namun, tugas Bapak, Ibu, Yang Mulia hakim konstitusi, dan juga tugas kita bersama saat ini makin sulit dan makin berat. Selain menegakkan constitutional justice, semua negara di dunia saat ini harus menangani beberapa krisis,” ujar Presiden.
Lebih lanjut, Kepala Negara menjelaskan bahwa krisis tersebut dikarenakan oleh pandemi yang belum sepenuhnya berakhir, perekonomian dunia yang belum sepenuhnya bangkit, dan perang antara Rusia dan Ukraina yang mengacaukan rantai pasok perdagangan global. Oleh karena itu, Presiden meyakini bahwa semua negara saat ini harus berjuang dan bekerja sama dalam menghadapi krisis pangan, krisis energi, dan krisis finansial.
“Kita harus bersama-sama berjuang untuk menghentikan perang dan membangun perdamaian, tetapi kita juga harus bersiap untuk memitigasi dan mengelola krisis dengan sebaik-baiknya. Masing-masing negara pasti mencari titik sinergi antara constitutional justice dan penanganan krisis,” imbuhnya.
Presiden berharap, konferensi yang dihadiri 119 negara tersebut dapat menjadi forum untuk bertukar pikiran dan pengalaman. Presiden mengharapkan adanya langkah bersama lintas negara dalam membangun perdamaian, dalam menangani krisis, dan sekaligus dalam menegakkan keadilan konstitusional.
“Di tengah menguatnya rivalitas antarnegara baik di bidang militer maupun ekonomi, kita harus memperkuat rajutan persahabatan antarbangsa. Kita harus mendorong jalinan kerja sama antarnegara,” ucapnya.
“Kita perbanyak kolaborasi untuk mewujudkan stabilitas perdamaian dan kemakmuran dunia. Kita perluas ruang-ruang kerja sama baik dalam konteks bilateral maupun multilateral. Persaudaraan dan solidaritas harus terus kita bangun dengan langkah-langkah yang nyata dan hasil-hasil yang nyata,” tandasnya.
Kongres ini bila ditarik pada kepentingan dalam negeri, merupakan salah satu upaya MKRI untuk meningkatkan kualitas putusan, sekaligus kesempatan untuk semakin meneguhkan kedudukan Indonesia sebagai negara hukum demokratis berdasarkan ideologi Pancasila.
Dalam kongres tersebut Presiden bersama Ketua Mahkamah Konstitusi RI Anwar Usman. Didampingi Retno Marsudi Menteri Luar Negeri dan Gubernur Bali, I Wayan Koster. (dnA)
Sumber: setpres
Polemik Aswanto, Siapa Yang Memulai? Siapa Yang Mengakhiri? (1)
Sementara Gugatan PT 0% Berakhir, Akankah Muncul Gugatan Baru Selanjutnya
19 Pasal RKUHP Ancam Kemerdekaan Berpendapat, selain Polemik 14 Isu Krusial
Usaha dan Inves di IKN dapat Insentif
Hadapi Ketidakpastian Global Benahi Hal Fundamental, Di antaranya Infrastruktur