Program Gaduh Sapi di Klaten, Baznas: Tingkatkan Pengetahuan Peternak Tentang Konsep Komunal
Yang menarik, terdapat satu sapi dari hasil pemeliharaan peternak gaduh yang akan dibeli langsung oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk kepentingan kurban lantaran beratnya yang fantastis, mencapai 600 kilogram.
Nusantarapedia.net, Klaten, Jawa Tengah — Program gaduh sapi yang diselenggarakan oleh Majelis Taklim Binaan Pokjaluh Kemenag Kab Klaten, bantuan Baznas Provinsi Jawa Tengah, periode ini berakhir. Peternak gaduh sapi tengah panen atas jerih payah mereka selama kurang lebih 9 bulan pemeliharaan.
Sapi-sapi gaduh dibandrol harga dari Baznas 18 hingga 25 juta tergantung berat masing-masing sapi. Para peternak mendapat keuntungan bersih antara 7 hingga 12 juta per sapi gaduh.
Yang menarik, terdapat satu sapi dari hasil pemeliharaan peternak gaduh yang akan dibeli langsung oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk kepentingan kurban lantaran beratnya yang fantastis, mencapai 600 kilogram.
Salah satu pegaduh sapi sukses, Wiji Juwairi, mengungkapkan bahwa program ini sangat bermanfaat untuk peternak sapi yang tidak memiliki modal tetapi memiliki semangat yang tinggi untuk memelihara sapi. Terlebih program gaduh sapi yang diselenggarakan Baznas Jateng melalui Pokjaluh Kabupaten Klaten ini berbentuk zakat yang berbasis pemberdayaan.
“Sangat bermanfaat. Kita tidak punya modal sudah didrop sapi untuk dipelihara. Untung seratus persen milik penggaduh, modal dikembalikan, karena ini zakat yang sifatnya pemberdayaan,” ungkapnya.
Ketua Pokjaluh Kemenag Klaten, Bandriyo, mengungkapkan rasa syukurnya atas amanah dan totalitasnya para penggaduh sehingga sapi-sapi pemeliharaan berkembang baik sesuai target meskipun sempat terserang virus PMK.
“Saya mengapresiasi penuh selama kurang lebih sembilan bulan ini penggaduh begitu amanah dalam memelihara meskipun masih ada beberapa kekurangan dalam koordinasi dan teknis lainnya. Ujian sapi terserang PMK juga berhasil dilewati dengan sabar,” ungkapnya saat ditemui di Kandang komunal Desa Tarubasan, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten Jawa Tengah.
Mengingat program berada di kandang komunal yang menuntut adanya homogenitas beberapa hal, Petugas Fungsional Pendayagunaan Zakat dan Pemberdayaan Mustahik Baznas Jawa Tengah, Rajimin, mengevaluasi beberapa hal terkait kondisi kandang dan personalitas program gaduh ini.
“Kondisi kandang kaitannya dengan kebersihan masih perlu diperhatikan. Kesamaan persepsi dan pengetahuan antar peternak perlu ditingkatkan melalui kegiatan-kegiatan pelatihan yang difasilitasi pokjaluh, dan yang tidak kalah penting adalah kekompakan dan kepekaan antar peternak dalam kandang komunal juga masih sangat perlu ditingkatkan,” tandasnya.
Kedepannya, lanjutnya, jika program ini masih diselenggarakan kami (Baznas_red) mengharap semoga akan menjadi lebih baik lagi dari segala sisi agar memperoleh hasil maksimal. (SWidodo)
Tips Beternak Sapi
Pemuda Inspiratif dari Lereng Merapi, “Ora Ternak-Ora Penak”
Menakar Kekuatan Rakyat dan Kebijakan Pemerintah dalam Isu Global Krisis Pangan (1)
Transformasi Pertanian Subsisten Menuju Kapitalisasi Industri Pertanian Mandiri
Arah Gula Nasional, dari Raja Gula, Swasembada dan Impor
Suka Tresna Barokah, Pengolahan Susu Kambing di Kemirikebo Yogyakarta
Rukun, Syarat dan Tata Cara Penyembelihan Kurban
1 Juli Hari Buah dan Sayur Sedunia, Pedoman Gizi Seimbang-Pedoman Isi Piringku
Kurban dalam Dua Versi (Mbah Wahab dan Mbah Bisri)