Renegade Mengaspal Hebat di Jalanan ‘Country Roads’ Bumi Khatulistiwa

Janganlah masuk dalam bagian kepura-puraan. Janganlah menjadi manusia-manusia agony yang semakin menjauh dari substansi hidup sebagai manusia

28 Februari 2023, 15:27 WIB

Nusantarapedia.net, Jurnal | Puspawarna — Renegade Mengaspal Hebat di Jalanan ‘Country Roads‘ Bumi Khatulistiwa (Akankah Menghilang “Renegade-Renegade” Indonesia di Jalanan Aspal Nusantara)

Hidup! Renegade-Renegade Indonesia! Karenamu hidupku terhibur. Syukur alhamdulillah kepadamu atas hiburan gratis untukku, rakyat Indonesia yang dilahirkan oleh nenek moyang di bumi indegenous Nusantara. Bangga rasanya dapat terus melihat “Renegade Mengaspal Hebat di Jalanan ‘Country Roads’ Bumi Khatulistiwa.”

MASIHKAH ingat film bergenre action-adventure, yang terselip genre drama dan crime. Ya, film ini adalah serial televisi yang booming di televisi dunia produksi Amerika Serikat. Serial film ini mengawali debutnya di Amerika pada 19 September 1992 hingga tahun 1997, setidaknya 110 episode dalam serial ini telah diproduksi dan ditayangkan. Tentu generasi 80-an tak asing dengan film ini, yaitu serial film televisi berjudul “Renegade”, yang mana di antara tahun 1992-1997 tayang di stasiun televisi swasta Indonesia, RCTI.

Film besutan Stephen J. Cannell ini dibintangi oleh aktor tampan Rolenzo Lamas yang memerankan tokoh Reno Raines dengan karakter sebagai pemburu bayaran. Reno dengan tampilan yang garang, maskulin, pemberani, benar-benar macho sebagai laki-laki tulen yang identik juga sebagai raja jalanan. Reno menunggang kuda besi motor gede (Moge) merk Harley Davidson Softail Custom tahun 1992 yang berdiameter 1340 CC.

Bila Reno mengaspal di jalanan Amerika yang stylish bagai (di) “Country Roads” rasa Amerika tulen, begitu juga rombongan motor gede Indonesia yang mengaspal di jalanan aspal khatulistiwa, yang tentu stylish dengan ciri khasnya di jalanan “Country Roads” Indonesia yang tulen pula. Tulen, seperti melewati jalanan di tengah hamparan sawah yang menghijau dan menguning, melewati hutan, pinggir pantai, pasar tumpah, kompleks pemerintahan kabupaten/kota, sekolah-sekolah, truk pasir, truk angkutan barang, kendaraan transportasi umum, motor bebek pribadi, motor matic pribadi, petani dengan kendaraan butut, pedagang dengan “bronjongnya“, tukang ojek online, pejalan kaki, pesepeda, dsb. Tentu, tentunya rombongan raja jalanan yang dikawal voorijder aparat, hingga kekhasannya bebas dari gangguan “bangjo” atau traffic lights, yang mana telah memperoleh ijin khusus bebas hambatan.

Hal itu mengingatkan akan aksi seorang pengendara sepeda onthel menghentikan laju puluhan rombongan Moge berbagai merk yang dikawal oleh polisi di perempatan Ring Road Condongcatur, Sleman, Yogyakarta, pada tahun 2015 silam. Ya, dia bernama Elanto Wijoyono. Elanto menghentikan laju rombongan Moge yang menerobos lampu merah. Elanto protes, tidak seperti itu caranya, karena tidak ada urgensinya menerobos lampu merah, kecuali situasi darurat seperti mobil ambulance atau hal lainnya yang dirasa urgen dari aspek kemanusiaan dan potensi gangguan/ancaman keamanan. Dalam pokok, rombongan Moge dalam kegiatan touring atau tourism, yang jelas itu tidak ada urgensinya atau hal kedaruratan dengan menerobos lampu merah, sekalipun dalilnya “ijin resmi” kepolisian.

Nah, sambung rapete atau hubungannya, tentu saat ini sedang heboh dengan klub Moge bertajuk “Blasting Rijder DJP” adalah klub Moge yang beranggotakan pegawai perpajakan di lembaga Kementerian Keuangan. Hal itu membuat sang empu dari pimpinan Kemenkue Sri Mulyani untuk membubarkan klub tersebut karena alasan gaya hedonisme dan alasan lainnya. Sebelumnya diberitakan, Suryo Utomo, pegawai DJP Kemenkue kena damprat atas bagian dari klub Moge tersebut, yang mana sebelumnya dilatarbelakangi (berawal) dari anak seorang pejabat Ditjen Pajak Kementerian Keuangan Kanwil Jakarta Selatan II Rafael Alun Trisambodo bernama Mario Dandy Satriyo, tersangka kasus penganiyaan kepada Cristalino David Ozora anak dari Jonathan Latumahina, salah seorang petinggi di organisasi GP Ansor (NU). Bermula dari kasus tersebut, terbongkar gaya hidup keluarga Mario Dandy Satriyo, yang mana Dandy sering meng-upload kemewahan gaya hidup di akun media sosial (flexing), seperti meng-upload kendaraan Jeep Rubicon juga meng-upload motor gede milik keluarganya.

Terkait

Terkini