Reog Ponorogo, Simbol Ketundukan Laki-laki Terhadap Perempuan

- Akhirnya, pada 18 Februari 2022 kesenian Reog Ponorogo diusulkan Pemerintah Jawa Timur menjadi warisan budaya tak benda (WBTb) kepada UNESCO -

18 Juli 2022, 23:34 WIB

Nusantarapedia.net, Jurnal | Seni — Reog Ponorogo, Simbol Ketundukan Laki-laki Terhadap Perempuan

“Beberapa waktu lalu Pemerintah Indonesia dikejutkan dengan klaim dari Pemerintah Malaysia yang berencana untuk mengajukan kesenian reog tersebut ke UNESCO”

REOG adalah seni budaya yang terkenal berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Sehingga akhirnya populer dengan sebutan Reog Ponorogo. Reog Ponorogo memiliki sejarah panjang yang begitu herois. Para seniman asli pengusung Reog Ponorogo telah tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Bahkan hingga mancanegara. Inilah sebab Reog Ponorogo mengalami perebutan status kebudayaan milik siapa.

Pentas seni yang dipercantik penampilannya dengan kemunculan tokoh-tokoh jathil, warok, rampak gedrug, barongan, dadak merak hingga bujang ganong ini sebenarnya secara historis memiliki simbol satiris yang diciptakan oleh Ki Ageng Kutu.

Reog diciptakan untuk menyindir Raja Brawijaya V yang tunduk kepada permaisurinya, Putri Champa.
Saat itu, Raja Brawijaya disimbolkan sebagai kepala harimau. Sedangkan burung merak cantik yang menunggangi kepala harimau adalah simbol sang permaisuri, Putri Champa. Hal ini melambangkan ketundukan laki-laki (Raja Brawijaya V) kepada perempuan (Putri Champa)

Terkait

Terkini