Rindu Untuk Emak

Nusantarapedia.net — Rindu Untuk Emak
Mundy Sae
Rindu Untuk Emak
Kutatap dalam dalam sebuah foto yang ada dalam tanganku. Kuelus perlahan wajahnya, hingga tanpa sadar airmataku pun menetes membasahi foto itu.
“Emak …,” ucapku lirih.
Rindu ini sudah mendesak dalam relung jiwa. Menghentak kalbu, tak bisa diukur dengan meteran ataupun timbangan.
Yah, sejak menikah dengan Mas Hanung, aku harus berpisah dengan Emak karena mengikuti suami yang bekerja di Pulau Sumatera.
Hari hari yang kujalani disini terasa sepi, ditambah lagi belum ada buah hati yang hadir menemani. Tanpa terasa sudah dua tahun berlalu. Selama ini pula aku belum pernah pulang ke Jawa.
Emak, orang yang paling ingin kupeluk saat ini. Ingin ku tumpahkan segala rasa yang melanda jiwa. Masih teringat jelas, saat Emak melepasku ke pulau Sumatera.
“Mak ikhlas nduk, sekarang kamu sudah ada yang memiliki. Bukan milik emak lagi sepenuhnya. Ikutlah dengan suamimu, berbaktilah padanya. Emak akan baik baik saja di sini, insyaAllah.”
Aku tak mampu berkata-kata, hanya tangisan dan pelukan untuk Emak. Berat sekali meninggalkannya. Ingin rasanya membawa Emak turut serta ke Pulau Sumatera.
“Biar Emak di Jawa saja, Emak nggak mau jadi benalu di rumah tanggamu.”
—
Aku masih terisak, saat kudengar langkah kaki Mas Hanung mendekat, dan tba tiba saja sudah ada di depanku.
“Kamu nangis lagi, pasti rindu Emak di kampung ya?”
Kujawab pertanyaan Mas Hanung dengan anggukan kepala.
“Sabar, Dek, Insyaallah bulan depan kita balik Jawa, kemarin Mas mengajukan cuti dan ternyata disetujui oleh atasan.”
“Alhamdulillah, tak sabar rasanya ingin ketemu sama Emak, Mas.”
Akhirnya setelah dua tahun kusimpan rindu untuk Emak, baru hari ini aku dapat jawaban manis.
“Mak, tunggu aku, bulan depan aku pulang,” kataku menatap foto Emak yang tersenyum.
Magelang, 7 Februari 2021
Kejutan
Keinginan Yang Tertunda