Rintihan Hati Petani
Gusti, kulo mung sak dermo nglampahi? Lirih Pak Tani mengelus dada. Terbayang berapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mengolah sawahnya
Nusantarapedia.net, Sastra | Puisi Bebas — Rintihan Hati Petani
Kabut pekat merayap rapat
Gelap melanda, titik hujan pun meluncur cepat
Diiringi terpaan angin yang bergerak bak kilat
Merubuhkan bulir-bulir padi yang belum sepenuhnya berisi
Pak Tani, padimu ambruk
Diterpa angin kencang dan hujan deras
Yang datang bagai puting beliung dalam waktu yang sangat singkat
Hingga tak ada yang selamat
Pak Tani pun datang tertatih-tatih
Melihat padinya ambruk hatinya pun merintih pedih
Matanya berlinang gamang
Ada yang terempas sejauh mata memandang
Gusti, kulo mung sak dermo nglampahi?
Lirih Pak Tani mengelus dada
Terbayang berapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mengolah sawahnya
Kini harapan panen raya seakan pupus
Seiring padi yang ambruk tak berbentuk
Kalau sudah begini
Siapa yang mau beli hasil panen kami
Tolong lihat nasib kami? Rintih hati para petani
Saat penghujan sawah kami terendam
Namun, saat kemarau tak ada air yang mengalir
Saat butuh pupuk dipersulit
Dengan harga yang kian melangit
Dan harus melalui prosedur yang berbelit-belit
Seperti tak ada yang peduli pada nasib kami
Entah itu petinggi negeri maupun para menteri
Mereka semua seperti abai
Raga kami lelah ketika mengolah sawah
Kadang ada keinginan untuk menyerah
Namun tak ada pilihan lain untuk berpindah
Saat beruntung bisa panen pun
Lagi-lagi kami kalah
karena harga padi berada di level terendah
Kami hanya bisa pasrah
Pada Allah yang Maha Rahmah
Semoga semua berakhir indah
Setelah sulit kan ada mudah
InsyaAllah
Magelang, 19 Januari 2022 | Mundy Sae
Resep Rempeyek dan Sejarahnya
Mulai Dari Hal Kecil
Betty dan Cokky
Rumahku Surgaku
MyPertamina, Apakah Itu? Praktis, Ribet, atau Cara Halus Mencari Potensi Uang