Rumah Tua, Saksi Kejayaan Rokok Cap Tani dan Sabun Cap Salam
Haji Nurdin Iskak mengatakan bahwa bangunan inti sebagai rumah tinggal tersebut akan tetap dilestarikan, karena bagian dari sejarah leluhurnya.

Nusantarapedia.net, Galeri | Potret Sosial — Rumah Tua, Saksi Kejayaan Rokok Cap Tani dan Sabun Cap Salam
“Berbagai bentuk usaha (perusahaan) dilakukan di rumah tersebut. Bisa dikatakan sebagai “home industry” pada jaman pemerintahan Hindia Belanda dengan aneka usaha menyesuaikan situasi dan kondisi saat itu.”




Di daerah Kelurahan Pelutan, Kecamatan Pemalang kota, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, tepatnya di Jalan Beringin, berdiri sebuah bangunan (rumah) tua berarsitektur kolonial yang dibangun tahun 1900-an.
Keberadaan bangunan tersebut masih satu kompleks dengan pusat pemerintahan Kabupaten Pemalang yang kedua di Jalan Beringin.
Rumah tersebut milik keluarga kaya yang berprofesi sebagai pengusaha tembakau di jaman kolonial pada tahun 1900-an. Haji Nurdin Iskak (60), adalah pewaris dari bangunan tersebut yang dibangun oleh kakeknya Haji Mahmud.
Pada awalnya, bangunan tersebut difungsikan sebagai tempat produksi, yang mana melebar di sekitar rumah bagian samping, depan dan belakang.
Berbagai bentuk usaha (perusahaan) dilakukan di rumah tersebut. Bisa dikatakan sebagai “home industry” pada jaman pemerintahan Hindia Belanda dengan aneka usaha menyesuaikan situasi dan kondisi saat itu.
Pada bagian bangunan depan pernah di jadikan tempat untuk produksi (pabrik) rokok cap Tani dan pabrik sabun cap Salam yang beroperasi antara tahun 1957 – 1960, namun itu yang diketahui oleh keturunannya. Jauh sebelumnya sejak generasi pertama sudah beroperasi dengan aneka usaha, khususnya bergerak di bidang tembakau dan produk rokok.
Selain merk rokok cap Tani, juga memproduksi rokok merk cap Padi yang di jalankan oleh Haji Iskak (generasi kedua) pernah mengalami masa kejayaan, di mana area pemasarannya sampai ke luar kota, seperti Batang, Pekalongan, Tegal, Brebes dan sekitarnya.
Menurut Nurdin Iskak, di samping pernah menjadi pabrik rokok dan sabun, jauh sebelum kemerdekaan, Hajah Malikhah istri dari Haji Mahmud, nenek dari Nurdin Iskak pernah berjaya juga dalam industri makanan olahan, seperti Lopis, Putu dan aneka makanan pada jamannya. Banyak pedagang dari Randudongkal, Comal dan Suradadi Tegal dan kota-kota di sekitar Pemalang kulakan di tempat Hajah Malikhah.
Keluarga ini dari generasi pertama Haji Mahmud, Haji Iskak hingga Haji Nurdin Iskak (cucu), mengalami pasang surut dalam usaha. Selain aneka usaha seperti di atas, juga pernah menggeluti usaha pemintalan benang, atau disebut ATBM (Asli Tenun Bukan Mesin).




Masih menurut Nurdin Iskak yang di temui awak NPJ di rumah tua ini pada Selasa, (28/6/2022) mengatakan bahwa, sistem usaha yang dijalankan pendahulunya selain perusahaan berlaku sebagai pabrik atau produksi sebagai pemegang merk, juga sebagai distributor atau agen perusahaan ternama untuk berbagai produk. Terutama perusahaan yang berdiri di daerah Tegal.
Di akhir wawancara, Haji Nurdin Iskak mengatakan bahwa bangunan inti sebagai rumah tinggal tersebut akan tetap dilestarikan, karena bagian dari sejarah leluhurnya. (Ragil74)
Foto: ©2022/Ragil74/Npj
Widuri
Pantai Joko Tingkir, Di Bawah Pohon Cemara Ada Teh Poci dan Mendoan
Tugu Leitje’ dan Pantai Widuri
Jalan Daendels Pantura, Jadikan Jawa Sebagai Kota Terpanjang Dunia
Warung Makan Ndesa Pinggir Kali Comal
Photorium Bukit Patrum, Bekas Tambang Gamping Kolonial Belanda
Merapi Merbabu, Vespa 80 dan Sawah Lestari
8 Museum di Jakarta, Dijamin ‘Ngeh’ Sejarah dan Instagramable