Satu Abad NU “Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru”
Nusantarapedia.net, Surabaya — Organisasi Nahdlatul Ulama (NU), memperingati hari lahir (harlah) 1 Abad (100 tahun), sejak kelahirannya pada 31 Januari 1926 di kota Surabaya.
Perayaan 1 Abad ini dengan tema “Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru”.
Sebelumnya, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengatakan bahwa kegiatan hari lahir Satu Abad Nahdlatul Ulama dirancang bukan hanya menggambarkan satu abad kiprah NU, tetapi juga bagaimana kinerjanya pada perjalanan abad kedua.
“Pada peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama, kegiatan yang dilaksanakan tidak hanya terkait capaian Nahdatul Ulama 1 abad ini, namun juga bagaimana pokok-pokok akidah yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan datang,” ujar (Gus) Yahya, dalam keterangannya, (31/1/2023).
Pada puncak peringatan harlah NU, berlangsung di Stadiun Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, pada Selasa (7/2/2023). Digelar lebih dari 24 jam non-stop. Jamaah dari berbagai wilayah Indonesia hadir di Sidoarjo, terutama di Stadion dan memenuhi jalanan di kota Sidoarjo.
Di seputaran Stadion, pihak panitia telah memasang puluhan layar raksasa yang dikerumuni para jamaah. Para jamaah sangat antusias menyambut kehadiran NU menuju abad ke-2.
Seperti yang dilaporkan oleh NU Online pada, Selasa (7/2/2023), para jamaah sejak Senin malam sudah memenuhi jalanan dan mengikuti kegiatan ibadah malam seperti shalawatan, dzikir, shalat malam, dan ijazahan. Selanjutnya, di pagi harinya jamaah semakin padat dan berdatangan dari berbagai penjuru. Terlebih saat acara sholawat bersama Habib Syech yang dimulai pada waktu bada shubuh sampai dengan jam 7 pagi.
Pada malam resepsi, seremonial dihadiri oleh para tokoh nasional, termasuk Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Acara dimeriahkan dengan kegiatan seni budaya, serta penampilan grup band Slank, pedangdut Rhoma Irama, Maher Zain yang berkolaborasi dengan para tokoh NU.
Dilaporkan, sedikitnya satu juta hingga dua juta orang hadir dalam puncak perayaan tersebut, yang mana kesemuanya tidak bisa masuk ke Stadion karena kapasitas, namun para jamaah yang hadir menyaksikan di Jalanan melalui Live Streaming Satu Abad NU, seperti di ruas Jalan Pahlawan, Sidoarjo.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo dalam sambutannya, mengharapkan abad kedua Nahdlatul Ulama (NU) menjadi penanda kebangkitan baru organisasi sekaligus dalam peran NU dalam membangun masa depan Indonesia yang maju dan bermartabat.
“Semoga momentum abad kedua NU ini menjadi penanda kebangkitan baru NU, memperkokoh keislaman dan keindonesiaan, meningkatkan kesejahteraan umat, serta membangun masa depan Indonesia yang maju dan bermartabat,” ujarnya, dilansir dari Setkab.
Atas nama rakyat Indonesia, Presiden pun menyampaikan apresiasi atas kontribusi yang telah diberikan NU terhadap bangsa dan negara.
“Saya mengucapkan tahniah dan syukur, mengucapkan tasyakuran terima kasih dan bersyukur atas peran NU untuk bangsa dan negara. Selama satu abad NU telah memberikan warna yang luar biasa untuk Ibu Pertiwi Indonesia: keislaman dan keindonesiaan, keislaman dan kebangsaan, persatuan dan kesatuan, serta kerukunan dalam keberagaman,” ucapnya.
Selanjutnya, Presiden mengapresiasi NU sebagai organisasi yang layak untuk berkontribusi di tingkat internasional.
“Sebagai organisasi Islam terbesar di dunia, NU layak berkontribusi untuk masyarakat internasional. Dan, pemerintah sangat menghargai upaya PBNU untuk ikut membangun peradaban dunia yang lebih baik dan lebih mulia,” ujarnya.
Presiden pun meyakini, memasuki abad kedua NU akan tumbuh semakin kokoh menjadi teladan dalam keberislaman yang moderat. Presiden juga berharap agar NU tetap terdepan dalam membaca gerak zaman, membaca perkembangan teknologi dan transformasi ekonomi, serta menjaga tatanan sosial yang adil dan beradab. (HasanH)
Bakal Dibuka Presiden Jokowi, Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Solo Dibagi 2 Tahap
Cak Imin Bersholawat “Joko Tingkir”
Shalawat Nariyah
Amalan Sholawat Al Fatih
Perayaan Imlek, Akulturasi Budaya Tionghoa dan Betawi (Sajian Bandeng Jumbo)