Segelas, Lalu Kucatat Untukmu
Nusantarapedia.net — Segelas, Lalu Kucatat Untukmu
Sekali ini aku ingin bicara
secara gamblang dan sebenar-benarnya
tentang rasaku padamu yang sungguh lahir mula di jiwa
berkecambah lalu mengembang di hati menjadi bunga-bunga cinta
Kemudian kita menari bersama seiring rindu menabuh bak irama
pelan-pelan saja katamu
agar langkah kita selalu seiring bertemu
di antara onak dan duri tetap kugenggam erat tanganmu
sesekali sama kita terjatuh dalam tangis dan tawa terentas resah jua kelu
Duhai kekasih hati yang sangat ku kasihi
pada rahasianya tlah terjaga bunga-bunga cinta harapku abadi
tak apalah sedikit saja kubuka di sini
diputaran waktu yang masih terjelang hingga kini
Kau tahu..
betapa ketakutan-ketakutan hinggap di hati
tentang rasa dan cinta yang membalut diri
adalah anugerah tersebut kala Tuhan yang beri
akan tetapi banyak jiwa-jiwa yang mengingkari
Duhai kekasih hati satu tuk ku tiada lain lagi
masih ingatkah kau pada perbincangan di suatu kali
bahwa kasih itu bukan pada diri pribadi
tapi meliputi hidup di kehidupan secara hakiki
dan lagi-lagi kita sama saksikan banyaknya jiwa yang mengingkari
Oh, kekasih hati..
begitulah amarah tertumpah di jalanan
logika dan nalar jiwa disangsikan
ego dan amarah malah menerjang nian
dalam jiwa asmara kasih menari adalah simbol yang tersebut ‘bunga cinta’ pun senyatanya pada lelaku diejahwantahkan dengan setampah bunga..
begitulah saja kita membaca ‘anugerah’ yang diberi Sang Maha Kuasa
tapi kau lihatlah sendiri wahai sang dara
jiwa-jiwa yang mengingkari tlah menghancur-leburkan bunga-bunga yang menjadi simbol rasa kasih dan cinta dengan penuh liarnya
Sudahlah wahai kekasih..
ku sudahi sampai di sini apa yang kusampaikan padamu
aku jadi ingat kala kita melempar tanya hati ke atas langit biru
bagaimana bisa merasa hal tentang cinta kasih
bagaimana bisa memberi dan menerima cinta kasih..
jika keindahannya yang menjadi simbol-simbol dan pernyataan diri di semesta ini,
begitu mudahnya dirusak, diinjak-injak, di hancur-leburkan dengan sepenuh angkara dan nafsu amarah pada diri
Sudahlah kekasih hati, tenanglah diri
panjatkan saja doa-doa nan meraya
lalu harapkan sepenuh hati
bahwasanya kita bercinta,
menari sepenuh cinta,
tetaplah jua menebar kasih pada sesama …
Setia Adalah Roman di atas Selembar Tikar
Surat yang Terbawa Angin, Lalu Terbaca Olehmu
Apa Aku, Bersajak II
Bapak, Jangan Menangis
Soneta Tatengkeng, ”Berikan Aku Belukar” Kekayaan Semesta yang Terabaikan dalam Proses Pembelajaran
Mabok ISBN, Akhirnya Ditegur, Ayo Sadar Mutu!
Menjadi Pegiat Literasi
Pencak Silat, Tradisi Pendekar Atraksi Seni hingga Cabang Olahraga