Sejarah Pesantren dan Kaitannya Dengan Ajaran Siwa-Budha
- Pesantren merupakan lembaga yang didedikasikan untuk mempelajari kitab suci dan penerapan nilai moral, dan sementara itu semua tata krama dalam Silakrama diajarkan melalui metode kitab Ta’lim muta'alim -
Nusantarapedia.net, Jurnal | Sosbud — Sejarah Pesantren dan Kaitannya Dengan Ajaran Siwa-Budha
Oleh : Krisna Wahyu Yanuar, UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
PESANTREN merupakan warisan tradisi intelektual dan pendidikan yang dimiliki Nusantara. Secara keotentikan, pesantren dahulu masih original daripada pesantren sekarang yang sudah terkontaminasi sistem pendidikan barat yakni sekolah. Kita perlu mengembalikan substansi dari pesantren itu sendiri, dalam Seminar Nasional “Sarung Nusantara,” KH Agus Sunyoto menyampaikan dakwahnya bahwa; “Pesantren sekarang sudah mulai hilang pesantrenya, disebabkan dimasukin sistem pendidikan yang bernama sekolah”.
Ia mengatakan juga produk pesantren dengan sekolah lebih hebat pesantren, beliau bercerita bahwa dahulu para pejuang tokoh besar hampir semuanya berasal dari pesantren, ia juga mengutip dalam tulisan Dokter Sutomo, bahwa sekolah hanya menghasilkan produk buruh dan kelas. Dan beliau mengemukakan ada dua perbedaan karakteristik pesantren dan sekolah, pesantren memiliki karakteristik liberal dan pragmatis, dimana semua boleh berpendapat dan bertoleransi, dan bertujuan untuk bermanfaat kepada masyarakat.
Berbeda dengan sekolah yang hanya bersifat dogmatis dan doktriner. Yakni yang pengetahuannya hanya di kelas dan bersifat teoritis saja. Beliau mengemukakan tersebut pasti memiliki landasan aktual, dengan backgroundnya seorang santri dan sejarawan. Polemik tersebut memang tiada habisnya. Maka dahulu dalam sejarahnya Indonesia mengalami beberapa sistem pendidikan yakni, Pedukuhan, Perguron, Asrama, Padepokan, Pesantren, Sekolah. Sistem tersebut berbeda-beda cara dan mengimplementasikan ajarannya, namun yang dibahas kali ini adalah Pesantren.
Jika meruntut dari sejarahnya, pesantren sesungguhnya merupakan lembaga tertua di Indonesia, secara fakta telah melahirkan generasi alim wal ulama’, Tidak sedikit juga tokoh besar juga lahir dari pesantren. Bahkan Prof. Dr. Mukti Ali pernah mengatakan bahwa tidak pernah ada ulama yang lahir kecuali produk hasil pesantren. Istilah “pesantren” berasal dari kata pe- santrian, dimana kata santri berarti murid dalam bahasa jawa. Istilah pondok berasal dari bahasa arab yakni “Funduq” yang berarti penginapan.
Khusus di Aceh disebut juga “dayah”. Menurut lafran Van Bruinessen pesantren tertua di Jawa adalah pesantren Tegalsari yang didirikan tahun 1742, di sini anak- anak muda dari pesisir utara belajar agama Islam. Namun hasil survei Belanda, dalam penelitiannya Van Bruinessen juga menemukan bahwa pesantren tertua tidak hanya di Tegalsari, ada yang di Priangan, Rembang, Pekalongan, Kedu, Madiun, dan Surabaya.