Sekeluarga Keliling Mancanegara Pakai Sepeda

Kepala keluarga berusia 44 tahun ini membawa istri (Li-Chun Yang, 39 tahun) dan kedua putrinya, (Chien-Chia, 19 tahun dan Tsung-Fu, 16 tahun). Kedua putrinya mendapatkan izin dari sekolah untuk memecahkan rekor keliling dunia sekeluarga

25 Oktober 2022, 09:45 WIB

Nusantarapedia.net, Jurnal | Dunia — Sekeluarga Keliling Mancanegara Pakai Sepeda

SEPEDA sangat multiguna. Salah satunya dipakai untuk berkeliling mancanegara. Keluarga Huang dari Taiwan membuktikannya. Mereka sekeluarga tahu benar sepeda dapat dipakai perjalanan jauh.

Keluarga Huang menyadari sepeda tur nyaman dipakai untuk perjalanan jauh. Mereka mengenal betul sepedanya dan memperbaiki sendiri jika ada kerusakan. Pemilik toko sepeda ini merencana dengan matang sebelum tur jauhnya. Perencanaan meliputi berbagai tempat yang akan dikunjungi, perlengkapan yang harus dibawa, dokumen penting, dan pembiayaan.

Kondisi kesehatan mereka harus tetap prima. Mereka harus menempuh berbagai rintangan, termasuk kejahatan di perjalanan atau cuaca ekstrem sekalipun. Mereka beradaptasi dengan makanan di berbagai negara tujuan.

Itulah perencaan keliling dunia yang disiapkan keluarga Huang Chin Pao. Kepala keluarga berusia 44 tahun ini membawa istri (Li-Chun Yang, 39 tahun) dan kedua putrinya, (Chien-Chia, 19 tahun dan Tsung-Fu, 16 tahun). Kedua putrinya mendapatkan izin dari sekolah untuk memecahkan rekor keliling dunia sekeluarga.

Selain mendapatkan dukungan dari pemerintah setempat, perjalanan mereka disponsori oleh perusahaan penerbitan buku dan perusahaan penerbangan Taiwan. Kepada kedua sponsor, keluarga Huang melaporkan catatan perjalanannya melalui pos-el.

Keluarga Huang meninggalkan Taiwan pada Juni 2002. Tur diawali dari Hongkong, Cina, Gurun Gobi, Pakistan, Iran, Turki, Bulgaria, Rumania, Hungaria, Austria, Jerman, dan Belanda. Perjalanan mereka berakhir di Amerika Serikat. Total jarak yang ditempuh sekira 23. 600 km. Keluarga ini kembali ke Taiwan dengan pesawat pada 3 Agustus 2003.

Kisah perjalanan mereka akhirnya diterbitkan dalam sebuah buku. Kisah-kisah unik dan heroik mengisi lembar-lembar halaman buku mereka. Dalam perjalanan bersepeda, mereka melalui padang pasir, badai salju, dan zona perang. Mereka sering berkemah di dekat kali besar, bahkan menginap di sekolah, gereja, rumah sakit, restoran, masjid, motel, rumah, dan bahkan sebuah sel penjara di Iran.

Keluarga Huang merasa beruntung tidak mengalami kejahatan jalanan di tiap negara yang dilalui. Mereka justru berterima kasih kepada penduduk tiap negara yang dilalui sebab mereka diperlakukan sebagai ”duta negara” Taiwan. Mereka sering disambut sebagai tamu. Mereka punya misi bersahabat dengan semua warga dunia jauh lebih damai.

Rata-rata mereka mengayuh sepedanya sekira 60 mil per hari. Keluarga Huang tiba di New York pada akhir April 2003 melalui Albany, Buffalo, Cleveland, Chicago dan kota-kota lain. Mereka meninggalkan Chicago pada tanggal 3 Juni 2003 dan memasuki kota Minnesota untuk beberapa hari. Ketika memasuki negara Amerika, mereka disambut sekelompok pencinta sepeda setempat dan keluarga besar mahasiswa Taiwan di sana.

Atas inisiatif keluarga besar mahasiswa Taiwan (TAAMN), keluarga Huang dijamu sebagai tamu kehormatan TAAMN. Mereka diinapkan selama satu minggu di sebuah hotel mewah. Bahkan, TAAMN mengundang media lokal Amerika untuk menghadiri jamuan makan malam.

Atas keberhasilan keluarga Huang berkeliling mancanegara, penduduk Taiwan menyebut mereka ”Keluarga Sepeda Baja”. Atas rekomendasi penerbit Taiwan, penerbit Amerika. McGraw-Hill, juga menerbitkan kisah perjalanan keluarga Huang ini.

Sebagai ahli las dan pemilik toko sepeda, Huang Chin Pao berpesan bahwa sepeda tetaplah sepeda. Benda ini baru dapat dimaknai manakala pencinta sepeda bisa mengukir prestasi dengan sepeda kesayangannya.***

Diterjemahkan oleh Edi Warsidi dari Reader’s Digest

Burung Bulbul, Cerita Pendek MAXIM GORKY
Aalsmeer: Tempat Lelang Bunga Terbesar di Dunia
Gadis Pintar, Cerita Pendek MARGARET BONHAM
Wow! Ribuan Ikan Salmon Liar Mati di Sungai
Katedral Santa Maria del Fiore, Gaya Arsitektur Gotik Akhir menuju Era Renaisans

Terkait

Terkini