Sepekan Pasca Gempa Turki-Suriah, 34.000 Jiwa Dikonfirmasi Tewas
Nusantarapedia.net, Jakarta — Korban terus ditemukan dalam keadaan tewas pasca sepekan gempa bumi yang mengguncang negara Turki dan Suriah.
Gempa bumi dahsyat tersebut terjadi pada Senin, (6/2/2023) pada pukul 04:17 (01:17 GMT) adalah gempa pertama dengan pusat episentrum terletak di kedalaman sekitar 18 kilometer (11 mil) di dekat kota Gaziantep, Turki. Gempa ini berkekuatan Magnitudo 7,8. Setelah itu masih berlangsung rangkaian gempa susulan dengan Magnitudo yang juga kuat.
Menurut para ahli, gempa yang berada di Provinsi Kahramanmaras-Turki ini, terjadi karena gerakan Sesar Anatolia Timur, yang mana lokasinya berada pada tiga lempeng aktif bumi, yakni Lempeng Anatolia, Lempeng Arab, dan Lempeng Afrika.
Berdasarkan laporan dari Pusat Koordinasi Darurat Turki SAKOM pada Minggu (12/2/2023), korban tewas mencapai 29.605 orang. Sedangkan korban tewas di Suriah mencapai 4.574 orang, baik di wilayah yang dikuasai oleh pemberontak dan pemerintah, mengutip dari laporan CNN, Senin (13/2/2023).
Dengan demikian, sampai saat ini korban tewas dikedua negara setidaknya 34.000 orang tewas.
Di balik angka kematian yang terus bertambah dari hari ke hari, keajaiban terus hadir di tengahnya dengan korban selamat ditemukan terjebak di reruntuhan puing-puing bangunan.
Seperti keajaiban di kota Hatay, seorang anak bernama Cudie (12), berhasil diselamatkan setelah terperangkap lebih dari 147 jam di antara reruntuhan bangunan. Di Gaziantep, seperti yang dilaporkan oleh media pemerintah, juga seorang anak berusia 13 tahun berhasil diselamatkan, Minggu (12/2/2023).
“Kamu adalah keajaiban,” ujar regu penyelamat kepada anak itu seperti yang dilaporkan BBC, dikutip dari liputan.com.
Sebelumnya, seorang bayi berusia tujuh bulan juga berhasil dikeluarkan dari reruntuhan bangunan di Kota Hatay oleh tim penyelamat, setelah terjebak selama 139 jam setelah gempa terjadi.
Selama proses penanganan gempa berlangsung, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengakui kekurangan. Dalam kunjungannya ke zona-zona bencana, dirinya menyinggung bahwa ini sebuah takdir.
“Hal-hal seperti itu selalu terjadi. Itu bagian dari rencana takdir,” kata Erdogan.
Penanganan gempa di kedua negara ini, banyak dikritik oleh kalangan internasional maupun dalam negeri, yang menganggp respons lamban komunitas internasional terhadap penanganan gempa. Seperti yang dilaporkan oleh Kepala Bantuan Kemanusiaan PBB Martin Griffiths.
“Mereka sudah sepatutnya merasa ditinggalkan. Mencari bantuan internasional yang belum juga sampai,” ujar Martin Griffiths. (**/MYasin)
Gempa Turki-Suriah: Sedikitnya 23.000 Korban Jiwa
MEGATHRUST! Tulisan Ini Informatif – Bukan Hoaks, Mengingatkan Kembali Tsunami Selatan Jawa dalam Serat Sri Nata
Kronik Kali Opak, dalam Romantisme, Manajemen Air dan Gempa (1)
Gempa Takdir Indonesia, Solusinya Mitigasi dan Bangunan Tahan Gempa
Tsunami Alat Legitimasi, Ungkap Peristiwa berbasis Geo-Mitologi