Spesimen Penyu Raksasa, Panjang Tubuh 3,7 Meter, Hidup 78 Juta Tahun Lalu

Gigantisme kura-kura laut diperoleh secara mandiri, dengan garis keturunan yang berbeda dari waktu ke waktu, seperti penyu jenis Leviathanochelys aenigmatica yang hidup pada zaman Campanian atau zaman Kapur Akhir, sekitar 78 juta tahun yang lalu

19 November 2022, 20:33 WIB

Nusantarapedia.net, Jurnal | Lingkungan Hidup — Spesimen Penyu Raksasa, Panjang Tubuh 3,7 Meter, Hidup 78 Juta Tahun Lalu

“Penyu yang merupakan organisme ikonik di laut, hanya ada 7 spesies penyu yang ada di dunia. Indonesia menjadi salah satu habitat bertelur 6 jenis penyu dari 7 penyu yang ada di dunia. Hal tersebut karena perairan Indonesia sebagai jalur migrasi penyu dunia, terutama di Samudera Pasifik dan Hindia.”

PENYU atau chelonioidea adalah superfamili dari kura-kura, adalah kelompok hewan vertebrata kelas reptilia, atau hewan kura-kura yang hidup di laut. Habitatnya di seluruh samudera di dunia. Munurut catatan ilmuwan, penyu telah hidup sejaman dengan masa dinosaurus, tepatnya pada akhir zaman Jura sekitar 145 – 208 juta tahun yang lalu.

Penyu purba yang berhasil diidentifikasi dinamakan Archelon dan Cimochelys dengan panjang badan enam meter, telah mengarungi samudera di jaman purba, hingga berevolusi menjadi penyu masa kini.

Penyu dengan sepasang kaki atau tungkai depan yang berfungsi untuk mendayung di lautan. Namun penyu harus sering naik ke permukaan air laut untuk mengambil nafas, karena penyu bernafas dengan paru-paru. Selain itu, penyu juga bertelur di darat, yaitu di sekitar pantai yang berpasir.

Penyu dengan siklus bermigrasi dari perairan satu ke perairan lainnya, rata-rata menempuh jarak sekitar 3.000 kilometer hanya dalam waktu 58 – 73 hari.

Perkembangbiakan penyu secara alami dengan bertelur dalam siklus bertelur yang bervariasi dari 2 – 8 tahun sekali. Penyu betina yang mampir ke daratan (pantai) untuk tujuan bertelur, sedangkan penyu jantan selamanya ada di lautan tanpa harus mendarat di pantai.

Penyu dalam proses bertelur, menyukai pantai yang sepi dan menghindari cahaya buatan (bising). Apabila menemui hal itu di pantai oleh aktifitas manusia, maka penyu mengurungkan niatnya untuk bertelur dan kembali lagi ke laut.

Penyu secara alami mempunyai navigasi berupa alat magnetism bumi, yang mana berfungsi untuk mobilitas penyu ketika akan bertelur dan kembali lagi ke habitatnya di lautan. Hal itu juga berlaku bagi tukik (anak penyu) ketika sudah menetas dan mengarungi samudera yang pertama kali.

Penyu yang merupakan organisme ikonik di laut, hanya ada 7 spesies penyu yang ada di dunia. Indonesia menjadi salah satu habitat bertelur 6 jenis penyu dari 7 penyu yang ada di dunia. Hal tersebut karena perairan Indonesia sebagai jalur migrasi penyu dunia, terutama di Samudera Pasifik dan Hindia.

6 jenis penyu yang umum ditemui di Indonesia, yaitu:
• Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea)
• Penyu Hijau (Chelonia mydas)
• Penyu Belimbing (Dermochelis coriaceae)
• Penyu Pipih (Natator depressus)
• Penyu Tempayan (Caretta caretta)
• Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata)
Sedangkan untuk penyu dari keluarga Familia Dermochelyidae jenis Dermochelys, jarang bertelur di Indonesia meski juga ada.

Untuk penyu yang telah punah atau ditemukan dalam bentuk fosil, yaitu;
Familia Protostegidae (hanya fosil)
Familia Toxochelyidae (hanya fosil)
Familia Thalassemyidae (hanya fosil)

Terkait

Terkini