Spiritualitas Dalam Hidup dan Kehidupan Untuk Menggapai Tatanan Yang Harmoni di Bumi

15 Desember 2024, 07:05 WIB

Nusantarapedia.net | OPINI, RELIGISpiritualitas Dalam Hidup dan Kehidupan Untuk Menggapai Tatanan Yang Harmoni di Bumi

Oleh: Jacob Ereste

“Atas dasar kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa itulah manusia percaya kepada manusia-manusia terpilih seperti Nabi Muhammad SAW dan Isa Almasih adalah utusan Tuhan untuk mengajarkan perilaku yang baik dan mulia bagi manusia di bumi”

KETIKA Tuhan menyapa dunia dan seisinya dengan bencana, memang sulit untuk menemukan hikmahnya di balik bencana itu. Seperti hujan yang mengucur dari langit, acap disalah-tafsirnya bukan suatu rahmat yang patut disyukuri, agar kita dapat menemukan hikmah dan manfaatnya yang tersembunyi di balik curah hujan yang acap dirasakan menjadi pengusik, atau bahkan hambatan untuk melakukan sesuatu keperluan yang boleh jadi untuk sementara waktu dianggap lebih penting dari hujan itu sendiri.

Belajar membaca isyarat Tuhan yang yang termuat did seluruh jagat raya dan seisinya — termasuk di dalam kedalaman jiwa dan raga diri kita sendiri — tampaknya belum banyak dapat terkuak arti berikut maknanya bagi hidup dan kehidupan yang yang sudah kita pahami sungguh fana serta penuh misteri.

Kendati dalam Al Qur’an sudah disebut sangat banyak bagian dari rahasia dibanding apa yang dapat maupun yang sudah bisa diketahui. Sehingga 99 nama Tahun itu pun pasti memiliki makna dan maksud tertentu. Sehingga untuk mengingatnya pun — agar tak gampang melupakannya cukup disebut Asma’ul Husna.

Jadi, nama-nama Allah yang indah, baik, agung serta mulia itu menggambarkan sifat-sifatnya Yang Maha Esa, tidak tertandingi oleh sifat yang lain untuk dicurahkan dengan penuh kasih dan sayang yang selalu diucapkan siapa saja yang meyakini untuk membaca ayat-ayat suci di dalam Al Qur’an.

Sementara ayat-ayat Tuhan yang jauh lebih banyak tertulis dalam diri manusia, seperti keberadaan Tuhan itu sendiri yang berada di dekat urat nadi setiap orang. Karena itu dalam tradisi bangsa Timur — yang relatif lebih bersifat religius — akan menemukan Tuhan di dalam dirinya sendiri. Dan orang dari belahan dunia bagian Barat cenderung mencari Tuhan dari luar diri mereka sendiri.

Karena itu, laku spiritual bangsa Timur yang lebih suka mengunjungi tempat-tempat yang acap disebut keramat itu, sekedar untuk mendapatkan suasana yang lebih nyaman untuk lebih konsentrasi menghayati Kebesaran Tuhan Yang Maga Kuasa atas jagat raya dan seisinya, termasuk manusia yang disebut sebagai makhluk paling mulia di muka bumi.

Terkait

Terkini