Statistik: Rerata Tim Bermain Pragmatis Jauh dari Seni, Lebih Tendang Sana-sini
- Artinya, telah terjadi transformasi sepakbola yang linier dengan kemampuan teknis dan kultur yang mirip-mirip oleh bangsa dan negara-negara di dunia -
Nusantarapedia.net, Jurnal | Olahraga — Daftar Negara Lolos 16 Besar (Tidak Ada Tim Peroleh Poin Sempurna, Statistik: Rerata Tim Bermain Pragmatis Jauh dari Seni, Lebih Tendang Sana-sini)
“Trend sepakbola yang linier dari aspek kultur dan teknis tersebut harus mampu dikonversi oleh Tim Garuda Indonesia ke dalam tradisi mental juara yang harus diciptakan. Inilah kesempatannya, Garuda Indonesia terbang melintas benua!”
SEBANYAK 16 negara Tim Nasional Sepakbola lolos ke putaran babak 16 besar Piala Dunia 2022 Qatar, setelah melakoni total 48 pertandingan pada babak/fase penyisihan grup dengan jumlah 32 negara.
Secara umum, dari 32 tim yang berlaga, tidak ada satupun tim yang memetik poin sempurna dengan tiga kali kemenangan dengan meraup 9 poin.
Dengan kesimpulan, 34 tim yang berlaga di Qatar ini tidak ada satupun kekuatan yang mendominasi. Rerata penampilan tim yang berasal dari 6 konfederasi sepak bola berdasarkan pembagian wilayah dunia, bermain dengan statistik yang landai-landai saja, tidak ada hegemoni dan dominasi tim, baik dari wakil; Eropa (UEFA), Amerika Latin (CONMEBOL), Afrika (CAF), Amerika Tengah dan Utara (CONCAAF), Oceania (OCF), dan AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia). Seperti contoh wakil dari UEFA atau zona Amerika Latin yang biasanya merajai, pada edisi Piala Dunia di Qatar ini tidak nampak superiornya sebagai tim jawara.
Berikut statistik dan ulasan singkat dari Grup A sampai Grup H
Grup A
Belanda dan Senegal lolos ke babak 16 besar dengan posisi juara grup dan runner–up. Melihat nama besar Belanda yang satu grup dengan tim Senegal, Ekuador dan Qatar, harusnya dapat meraup sembilan poin. Tetapi nyatanya, Ekuador mampu menahan imbang Belanda. Dan, Ekuador yang lebih diunggulkan dari Senegal harus pulang lebih awal. Dan Senegal pun pantas melaju ke babak 16 besar dilihat dari komposisi tim di Grup A yang tidak terlalu “berpotensi” kompetitif.
Di grup ini lahir 15 gol, statistik ini membuktikan produktivitas gol terbilang lumayan, kecuali Qatar yang hanya melesakkan sebiji gol dengan kemasukan 7 gol.
Grup B
Inggris pantas juara grup dengan hujan golnya, meski Amerika Serikat mampu menahan imbang Inggris. Sebanyak 9 gol mampu dicatatkan dengan hanya kebobolan 2 gol, sedangkan ketiga tim lainnya, yaitu Amerika Serikat, Iran dan Wales dengan produktivitas gol yang rendah. Total 16 gol tercipta di Grup B, sedikit lebih agresif di bandingkan gol di Grup A.
Inggris meskipun gagal dengan poin penuh 9 angka, namun Inggris tetap merajai. Sedangkan Amerika Serikat bermain cukup baik, meski dua kali imbang dan sekali menang, cukup menghantarkan Amerika ke babak selanjutnya. Hal ini berkebalikan dengan tim Eropa Wales, yang mestinya unggul dari Amerika Serikat, faktanya harus menjadi tim juru kunci dengan statistik dua kali kalah dan sekali seri, tanpa bisa memetik kemenangan.
Grup C
Masih mending wakil dari Eropa, Belanda dan Inggris yang tidak menelan kekalahan. Meskipun Argentina berhasil melaju ke babak 16 besar, namun kekalahan melawan Arab Saudi sebagai bukti bahwa penampilan Argentina tidak bisa dikatakan impresif.
Bahkan Argentina hanya mampu mengukir 5 gol saja dengan dua kali kebobolan, untuk tim sekelas Argentina yang terkenal dengan permainan ofensif-nya, terlebih dengan adanya striker mobile Lionel Messi.
Sedangkan Polandia dan Mexico dengan poin yang sama (4) dari hasil menang, seri dan kalah masing-masing sekali. Namun Polandia akhirnya berhak melaju ke babak 16 besar setelah unggul dalam akumulasi gol. Keduanya sama-sama mengukir dua gol, namun Polandia kebobolan 2 kali, dan Mexico 3 kali.
Di grup ini produktivitas gol termasuk rendah, hanya 12 gol yang tercipta dengan dihuni tim sekelas Argentina dan Mexico.
Grup D
Prancis melaju ke babak selanjutnya, meskipun statistik Prancis tak lebih unggul dari Inggris dan Belanda. Prancis mengantongi 6 poin dari 2 kali menang dan satu kali kalah dari Tunisia. Hal yang tidak terduga, Prancis harus kalah oleh tim sekelas Tunisia.
Hal statistik gol pun, Prancis harus kebobolan 3 gol dari total 6 gol yang diciptakan. Secara umum produktivitas gol di Grup D ini rendah. Total hanya terukir 11 gol.
Australia mencatatkan hasil yang gemilang, dengan poin yang sama dengan Prancis, namun kalah dalam selisih gol. Dengan hasil ini, Australia sebagai wakil dari zona Oceania menjadi kebanggaan tersendiri dapat melaju ke babak 16 besar meninggalkan Denmark dan Tunisia, yang mana level sepakbolanya masih kalah.
Di grup ini pun hanya tercipta 11 gol, sedikit lebih buruk dari Grup D dengan 12 gol. Lagi-lagi memperlihatkan permainan sepakbola yang defensif, bukan ofensif.