Sumur Thakur, Cerita Pendek PREM CHAND

21 November 2022, 12:21 WIB

Nusantarapedia.net, Jurnal | Sastra — Sumur Thakur, Cerita Pendek PREM CHAND

JOKHOO menempelkan gelas ke bibirnya, tetapi sial air di dalamnya sangat bau. “Air apa ini? Kusam dan bau sehingga aku tak bisa meneguknya. Kerongkonganku sangat kering kau malah beri aku air bau ini,” keluh Jokhoo pada Gangi.

Sejak dahulu Gangi sering menimba air setiap pagi. Lokasi sumur yang lumayan jauh membuat Gangi lama tibanya, air pun baru didapat ketika hari menjelang malam. Air di sini tidak berbau apa pun. Tapi, ia penasaran. Gangi mengangkat gelas dan membaui airnya; cukup yakin kini bahwa bau amis air berasal dari sumur itu. Beberapa binatang mungkin terjatuh ke dalarn sumur dan lalu membusuk, tetapi di manakah Gangi bisa mendapatkan air bersih?

Tidak seorang pun mengizinkan Gangi pergi mendekati sumur milik Thakur. Namun, dia tetap pergi ke sana. Adapun, sumur milik Sahu berada di ujung desa, tetapi sama–Gangi pun tidak diperbolehkan mengambil air di sana.

Beberapa hari lamanya, Jokhoo jatuh sakit. Ia amat kehausan. “Aku tak biasa menahan haus terlalu lama. Berilah aku air! Aku akan menutup hidung dan meminum air berbau amis itu daripada mati kehausan!” keluhnya.

Gangi tetap tidak memberikan air kepada Jokhoo. Rasa sakitnya akan lebih parah jika diberi minurn air bau itu, meski Gangi menyadari air itu sudah dididihkan dan kuman-kumannya mati. “Bagaimana kamu bisa minum air ini yang telah tercemar kuman dari binatang yang mati di sumur itu? Bertahanlah, saya akan mendapatkan air bersih dari sumur untukmu.”

Jokhoo memandang Gangi dengan girang. “Di mana kau bisa dapatkan air bersih itu?”

”Ada dua sumur di desa ini, yang satu milik Thakur dan satunya lagi milik Sahu. Tapi, apakah mereka akan membolehkan saya untuk mengambil air barang segelas pun?”

“Apakah tanganmu cukup kuat. Aku takut terjadi apa-apa denganmu. Lebih baik meminta izin dulu. Dewa Brahma akan memberkatimu. Hati-hatilah, Thakur akan memukulmu dengan tongkatnya, sedangkan Sahu akan meminta bayaran untuk sedikit air itu; satu kendi air dihitung lima kendi! Dalam keadaan lapar dan miskin, kami mungkin akan mati. Yakinkah kau dengan pertolongan kedua orang pemilik sumur itu. Tampaknya, mereka tidak akan memberi sedikit air pun.”

Jika kenyataan pahit yang diucapkan Jokhoo itu terbukti, apakah yang bisa Gangi berikan? Tapi, Gangi tetap tidak membolehkan Jokhoo minum air berbau itu.
***

Terkait

Terkini