Tata Tatag Tutug: Bushido ala Jawa
Nusantarapedia.net | SOSBUD — Tata Tatag Tutug: Bushido ala Jawa
Oleh : Vian Ekaggatā
– sebuah simbolisme penting yang menggambarkan tentang keberanian “supra-rasional” dari “para penyelam batin” yang sudah mencapai manifesto jumenenging pribadi (berkuasanya ingsun sejati/higher self/kesadaran ketuhanan), yang tentu saja itu bisa kita tarik benang merah dengan prinsip-prinsip dalam Bushido –
– saya merasakan sebagai bagian dari rombongan besar para peziarah batin dari berbagai zaman. Meski meditasi bersifat sangat personal dan terlihat berlatih sendiri, tetapi sesungguhnya tidak benar-henar sendiri. Di tempat lain dan di ruang dimensi lain lebih dari ratusan juta dan mungkin milyaran meditator di waktu yang sama juga sedang menyelami hening, mereka semua membentuk jejaring hening dan vibrasi persaudaraan batin yang sangat kuat –
JIKA kita menengok pandangan dunia manusia Jawa masa silam, maka akan kita dapati jika aspek kebudayaan di masa itu cenderung membentuk nilai-nilai dan karakter manusia yang jangkep
(seutuhnya), manusia yang tajam dalam tata “olah lahir” dan tajam dalam tata “olah batin”. Secara kultur, baik dimulai dari pusat kebudayaan Jawa di keraton sampai di pelosok desa, mentalitas muda-mudi Jawa dibentuk menjadi satria pinandhita
(seorang “satria” yang sekaligus merangkap sebagai seorang “pandhita”) selayaknya bangun karakter dari wayang Werkudara.
Untuk menancapkan karakter sebagai seorang pandhita, maka melalui proses yang panjang mereka dididik untuk memiliki beberapa sikap dan prinsip yang berupa; senantiasa haus akan pengetahuan dan kebajikan, berpantang untuk kendor semangat dalam ngangsu kaweruh dan mencicipi lapis demi lapis keilmuan, suka dan senantiasa mengakrabi laku-laku asketis seperti mengurangi tidur, puasa, dan olah samadhi.
Sementara untuk menancapkan karakter sebagai seorang satria, melalui proses yang panjang juga, mereka dididik untuk memiliki beberapa hal ini; sikap mental yang tegas dan berani, memiliki keseriusan dalam menggembleng tata lahir semisal ilmu silat dan olah kanuragan, bersumpah untuk memiliki sikap batin “Tata Tatag Tutug” (tertata, berani, selesai) atau dalam redaksi yang lain disebut “Tatag Teteg Tutug” (berani, teguh pendirian, dan selesai). Pengertian tata adalah tertata lebih dahulu baik aspek lahir maupun aspek batin, pengertian tatag adalah mantab dan berani, dan pengertian tutug adalah seorang berjiwa satria dalam membela sebuah prinsip kebenaran — sekalipun jika dihadapkan pada sebuah pertarungan yang akan berakhir pada kematian, harus tetap diselesaikan dan tidak boleh mundur/melarikan diri.