Tempe Mendoan Hangat “Pas”, menjadi “Tidak Pas” bila “Esuk Dhele Sore Tempe”

- “esuk dhele sore tempe” yang artinya adalah pendirian yang tidak tetap atau mencla-mencle -

17 Januari 2023, 15:00 WIB

Nusantarapedia.net, Jurnal | Puspawarna — Tempe Mendoan Hangat “Pas”, menjadi “Tidak Pas” bila “Esuk Dhele Sore Tempe

“Mendoan tergolong sebagai makanan appetizer atau pembuka, juga bisa disebut makanan cemilan bahkan kategori dessert. Atau di luar makanan pokok atau inti yaitu maincourse.”

NUSPEDIAN, musim hujan begini enaknya ngapain, ya? Saat hujan pasti ada keinginan untuk menikmati yang hangat-hangat. Entah itu minuman, makanan berkuah, ataupun camilan. Akan tetapi, mau beli ke luar juga malas karena hujan. Sementara mau pesan layanan makanan online, terkadang juga kelamaan nunggu makanan itu datang. Solusinya, bikin camilan sendiri saja. Yang pasti cepat saji dan semua suka. Yups, kita buat aja gorengan dari tempe. Selain bahannya selalu tersedia, karena biasanya ada stok.

Namun sebelumnya, mari saling mengingatkan, ya, dalam hidup kita tidak ada manusia yang sempurna, namun demikian, bagaimana kita tetap menjadi pribadi-pribadi yang baik dengan terus belajar hidup agar menjadi lebih baik lagi.

Seringkali, kita ingkar janji pada suatu komitmen yang telah disepakati bersama, terlebih bila itu adalah amanah (pengemban amanah). Maka, idealnya satunya kata dan perbuatan adalah mutlak dilakukan. Jangan sampai melupakan, mengingkari akan janji, dengan pendirian yang tidak tetap, berubah-ubah, dan berganti-ganti, sehingga membuat bingung.

Dalam budaya Jawa, ada peribahasa yang sangat familier kita dengar, yaitu kalimat esuk dhele sore tempe yang artinya adalah pendirian yang tidak tetap atau mencla-mencle. Ungkapan tersebut contohnya, bila sudah memutuskan maka tidak dilaksanakan, bila berjanji akan mengingkari, bila berbicara lain di bibir lain di hati, bila disepakati akan dilanggar sendiri.

Secara harfiah, esuk dhele sore tempe artinya “pagi kedelai sore tempe yang artinya mencla-mencle atau berubah-ubah pendiriannya. Di waktu pagi bertindak bagai kedelai (bahan tempe), di waktu sore sudah berubah jadi tempe, seharusnya jika konsekuen, kalau kedelai, ya, kedelai, jika tempe, ya, tempe, tidak harus berubah-ubah. Kira-kira begitu ya, Nuspedian, arti ungkapan tersebut.

Tempe Mendoan sebagai Identitas Budaya
Tempe Mendoan adalah makanan tradisional berupa gorengan yang berkembang di daerah eks-Karesidenan Banyumas. Berbahan dasar utama tempe yang berukuran lebar tetapi tipis.

Secara etimologi kata mendoan:mendo:lembek berasal dari bahasa dialek Banyumasan. Jadi, mendoan adalah tempe goreng yang digoreng setengah matang atau layu atau lembek. Pada umumnya tempe mendoan disajikan dengan saus kecap dan sambal.

Perpaduan rasa tempe yang digoreng dengan rasa asin, gurih dan hangat akan pas terasa di lidah dengan sentuhan colekan sambal kecap yang manis. Di situlah rasa nendang dan pas enaknya menikmati tempe mendoan.

Mendoan tergolong sebagai makanan appetizer atau pembuka, juga bisa disebut makanan cemilan bahkan kategori dessert. Atau di luar makanan pokok atau inti yaitu maincourse.

Kini tempe mendoan sudah menjadi bagian sebagai kuliner Nusantara yang akrab sebagai jajanan di seluruh Indonesia. Variasi tempe mendoan menjadi berbeda-beda, pada umumnya yang membedakan adalah lebar dan ketebalan tempe. Di daerah di luar kebudayaan Banyumasan, tempe diproduksi dalam ukuran yang kecil, namun cara pengolahan dan penyajian untuk membuat tempe mendoan dengan perlakuan yang hampir sama.

Yuk, langsung saja, kembali ke topik ‘tempe mendoan.’ Cara membuatnya cukup mudah dan tidak butuh waktu yang lama. Dan yang pasti semua suka karena siapa, sih, yang nolak gorengan, apalagi masih hangat. Yuk, mari kita buat tempe mendoan.

Jenis tempe berdasarkan pembungkusnya di sini ada dua macam, yaitu tempe plastik (dibungkus plastik) dan ada tempe godong (dibungkus dengan daun pisang). Tentunya, tempe yang dibungkus daun, akan lebih diminati karena bahan pembungkusnya yang masih alami.

Terkait

Terkini