Tentang Rezeki
- Kalau orang Jawa bilang, anak kui nggowo rezekine dewe-dewe. (Setiap anak membawa rezekinya masing-masing) -

Nusantarapedia.net, Jurnal | Religi — Tentang Rezeki
MENURUT Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang diterbitkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, kata baku yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia kata rezeki adalah ‘rezeki‘ dengan huruf ‘z’, sedangkan ‘rejeki‘ dengan huruf ‘j’ adalah bentuk kata tidak baku.
Rezeki dalam Islam diartikan sebagai segala hal yang memberikan manfaat kepada makhluk ciptaan Allah. Kata “rezeki” disebutkan sebanyak 123 kali di dalam Al-Qur’an dengan bentuk fi’il, isim dan makna yang berbeda-beda.
Makna dari rezeki dalam Islam meliputi pemberian, makanan, hujan, nafkah, pahala atau balasan, surga, syukur dan buah-buahan. Rezeki diberikan dalam dua bentuk, yaitu rezeki zahir dan rezeki batin. Perolehan rezeki telah diterima sejak di dalam rahim hingga di akhirat. Penyumbangan terhadap rezeki dilakukan dalam berbagai bentuk yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat. (Wikipedia)
Seperti diketahui, rezeki itu harus diupayakan dan diusahakan. Namun, tetap saja Allah yang memberikan rezeki itu. Rezeki itu sudah tertakar, tidak mungkin tertukar, sering kita temui tulisan seperti itu, kan ya? Banyak atau sedikit jumlahnya, mudah atau harus bersusah-payah dulu dalam mencarinya, tentu tidak sama antara orang satu dengan lainnya.
Bicara tentang rezeki, tentunya secara tidak langsung berkaitan dengan status sosial di tengah masyarakat. Sehingga, ada istilah si kaya dan si miskin. Namun, jika kita ingat semua pemberian dari Allah, dan semua yang kita miliki hanyalah titipan-Nya, maka, tidak akan ada orang kaya yang sombong dan orang miskin yang berkecil hati. Semoga yang kaya bisa merangkul dan mau membantu yang miskin.
Kalian tau tidak, ternyata, jalan rezeki manusia itu ada 4 arah/cara, yaitu :
1) Rezeki Gawan (bawaan dari lahir)
وما من دابة في الارض الا علي الله رزقها (هود :٦).
“Tidak ada satu makhluk melata pun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin Alloh SWT rezekinya.” (Q.S.Hud ayat)
Jadi, kisaran rezeki orang itu beda-beda. Ada yang sejak lahir sudah menjadi orang kaya, yang berarti rezekinya sudah tertekan dengan baik sejak lahir. Pun begitu sebaliknya, ada yang dilahirkan dalam kondisi serba kekurangan. Namun, kita tidak bisa memilih dilahirkan dari siapa, karena semua sudah menjadi ketentuan Allah.
Ada yang sehari dapat rezeki sejuta misal pengusaha besar. Ada juga yang hanya dapat 40 ribu perhari misal tukang becak. Padahal sama-sama kerja sehari. Namun, karena memang rejeki orang satu dengan lainnya tidak sama, maka, harus diterima dengan iklas. Dalam pengelolaan dan kebutuhannya pun tidak sama, antara yang berpenghasilan tinggi dan berpenghasilan sedikit. Tentunya, semakin tinggi pendapatan akan semakin tinggi pula kebutuhan yang dikeluarkan.
وانكحوا الايامي منكم والصالحين من عبادكم واماءكم* ان يكونوا فقراء يغنهم الله من فضله* (النور : ٣٣).
“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak dari hamba sahayamu baik laki-laki maupun wanita.”
Jika mereka miskin, maka, pasti Alloh SWT akan memberikan kemapanan kepada mereka dengan karunia-Nya”.
Jadi, bagi kalian yang sudah berumur, sangat dianjurkan segera menikah. Tentunya harus dibarengi kesiapan mental untuk kita membina rumah tangga. Karena menikah itu termasuk sunah Nabi dan merupakan ibadah paling lama.
Jangan karena belum mapan kerjanya, belum cukup uang tabungannya, atau masih ngejar karir, kemudian kita menunda-nunda untuk menikah.
Banyak cerita karena sebab nikah-lah seseorang bisa menarik pintu rejeki yang sebelum menikah masih tertutup. Setelah menikah semakin sukses. Berarti itu memang rezeki bagi suami dan istrinya. Allah membukakan pintu rezeki setelah menikah.