Tiga Perkara Yang Tidak Boleh Disela (Basic Manners dalam Konteks Birokrasi)

30 Agustus 2024, 16:15 WIB

Nusantarapedia.net | PENDIDIKAN — Tiga Perkara Yang Tidak Boleh Disela (Basic Manners dalam Konteks Birokrasi)

Oleh : B. Ari Koeswanto ASM

“Tak sedikit bahwa mental para penyelenggara negara/pemerintah (birokrasi), masih bermental sebagai pegawai pangreh praja (ngereh:nyuruh) bukan pamong praja (mengasuh:melayani). Mereka masih dengan pendekatan feodalistik sebagai pribadi atau organisasi yang superior, seolah-olah yang paling benar, paling berkuasa, paling pandai, paling bersih, paling ditakuti, dan paling-paling lainnya, hingga aspek kemanusiaan sering terabaikan”

“Cara-cara ngeles, blessing in disguise, playing victim, devide et impera, mental superior, bergaya feodal, adigang-adigung-adiguna, dsb. harus dihentikan dalam budaya birokrasi di Indonesia. Para aparatur pamong praja harus menyadari bahwa sebenarnya mereka adalah pelayan rakyat, bukan sebaliknya”

– Mental oknum aparatur pada penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang buruk, penuh manipulatif, monopoli, bahkan adu domba, berangkat dari nilai-nilai basic manners yang tidak terimplementasi dengan benar dan jujur –

SIAPA yang tak ingin orang tua bahagia melihat anaknya tumbuh dengan normal, mulai dari pertumbuhan fisiknya, intelektualnya hingga perilakunya.

Anak yang tumbuh dengan normal, baik psikis dan psikologisnya (aspek afektif, kognitif dan psikomotorik), akan sangat menentukan dalam membentuk karakter dan mental anak ke depan. Tentu, itu tidak terlepas dari didikan atau pola asuh yang diajarkan dan diterapkan oleh orang tua.

Membentuk perilaku anak yang baik semasa tumbuh kembang hingga remaja, orang tua harus mengajarkan nilai-nilai etik, moral, mental dan norma-norma, atau tata krama.

Tata krama dasar atau basic manners adalah bentuk didikan dan ajaran perilaku dasar yang baik. Menjadi pribadi yang berperilaku, bertingkah laku, ber-perbuatan dengan baik, seperti: sopan santun, ramah, empati, simpati, dsb. menjadi standar dalam pola asuh anak.

Meski standar basic manners di setiap negara berbeda-beda, namun ajaran tata krama dasar tetap menjadi keharusan dalam mendidik anak yang sesuai dengan kultur atau keadaban budaya masing-masing tempat.

Contoh basic manners dalam budaya Indonesia yang harus diterapkan pada anak, seperti: meminta tolong dan membiasakan mengucapkan terima kasih, menyapa orang, meminta izin, meminta maaf, tidak menertawai atau menghina, mau membantu orang lain, berkomunikasi dengan baik, tidak mendominasi, memberikannya kesempatan/kesetaraan kepada yang lain. Kesemuanya itu termasuk adab. Adab yang baik harus dibiasakan agar menjadi habit — merupakan rutinitas.

Dengan harapan, perilaku/tata krama yang demikian selanjutnya sebagai bekal di kehidupan sosial saat menjadi remaja, dewasa, hingga tua. Akhirnya, pembentukan sikap anak (personality) menjadikan seseorang dengan perilaku yang baik di lingkungan sosial — dalam hubungannya antar personal maupun kelompok sosial.

Ajaran atau didikan basic manners dalam konsep dan penerapannya adalah bagian dari etika, yang tentu berhubungan dengan dasar konsep moralitas dan mental hingga karakter. Hal ini akan menumbuhkan — menjadikan pribadi-pribadi yang bertanggung jawab, responsif, peduli, hingga soal kejujuran (output).

Terkait

Terkini