Tren Pertumbuhan Ekonomi 2022 Terjaga, Setidaknya Bekal Menuju Ketidakpastian Global 2023
Hal tersebut juga didasarkan pada sektor konsumsi masyarakat yang cukup terjaga dilihat dari indeks penjualan ritel yang terus tumbuh

Nusantarapedia.net, Jakarta — Dalam konferensi pers bertajuk “APBNKITa Edisi September 2022”, Jakarta (26/9/2022), Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan beberapa hal prestasi ekonomi Indonesia di kuartal 2, 3 dan proyeksi di kuartal 4 tahun 2022.
Seperti tren positif pertumbuhan ekonomi di Q2 2022 (kuartal) mencapai 4,44%, meski tetap harus mewaspadai beberapa risiko. Hal tersebut terbukti dengan angka ekspor bulan Agustus yang mencatatkan rekor tertinggi dalam sejarah, sebesar USD27,91 miliar.
“Kinerja perekonomian Indonesia sampai dengan Q2 2022 masih menunjukkan tren positif, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,44%. Indikator dini ekonomi Indonesia hingga Agustus 2022 masih menunjukkan keberlanjutan tren pemulihan meskipun beberapa risiko tetap harus diwaspadai,” tulis Sri Mulyani di Instagram @srimulyani, (27/9/2022).
Lanjutnya, “Ekspor pada bulan Agustus 2022 tercatat USD27,91 miliar (tertinggi dalam sejarah). Sedangkan, neraca perdagangan bulan Agustus melanjutkan surplus pada 28 bulan terakhir, sebesar USD5,76 miliar, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Secara kumulatif surplus neraca perdagangan mencapai USD34,92 miliar.”
Hal tersebut juga didasarkan pada sektor konsumsi masyarakat yang cukup terjaga dilihat dari indeks penjualan ritel yang terus tumbuh. Dengan demikian, muncul optimisme pertumbuhan ekonomi di Q3 lebih baik lagi dari posisi di Q2, terang Srimulyani.
“Optimisme konsumen kembali tinggi ditunjukkan oleh Indeks penjualan ritel masih terus tumbuh, sehingga konsumsi masyarakat diperkirakan masih cukup kuat di Q3 2022. Konsumsi listrik dari kegiatan bisnis dan industri, serta PMI manufaktur masih menunjukkan peningkatan.”
“Ini mendorong optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Q3 2022 akan menguat dibandingkan Q2 2022. Dukungan kebijakan suku bunga oleh Bank Indonesia juga menjadi upaya untuk menurunkan ekspektasi inflasi ke depannya.”
Sri Mulyani juga mengungkapkan, dari indikator di atas, maka APBN 2022 tetap terjaga, salah satunya dengan upaya pemerintah memberikan bantuan sosial dalam rangka upaya pemulihan nasional, terutama di sektor mikro.
“APBNKiTa akan tetap dan terus dijaga. Pada Q3 dan Q4 2022, dukungan belanja APBN diharapkan semakin optimal, terutama melalui anggaran perlinsos, termasuk penyaluran bansos tambahan BLT BBM dan bantuan subsidi upah.”
“Dengan kinerja positif pendapatan hingga saat ini, pemerintah juga berupaya mengurangi defisit APBN 2022, sehingga realisasi defisit di akhir tahun diperkirakan jauh lebih rendah dari 4,50% PDB (Perpres 98/2022).”
Hal yang dilakukan pemerintah tersebut, menurut Sri Mulyani sebagai komitmen dalam penggunaan APBN agar berjalan seimbang.
“Inilah komitmen pemerintah dalam menggunakan APBN untuk terus melindungi masyarakat, perekonomian, dan sekaligus melindungi APBN agar Indonesia terjaga secara seimbang.”
Dari laporan Sri Mulyani di atas, berarti posisi ekonomi dalam negeri tetap berlangsung baik dilihat dari pertumbuhan ekonomi maupun inflasi, juga menilik sektor konsumsi di masyarakat. Apa yang menjadi kekhawatiran banyak negara-negara dunia tentang ketidakpastian global 2023, seperti isu krisis energi, krisis pangan, krisis geo-politik, hingga resesi ekonomi dan keuangan, Indonesia bisa mengatasinya dari bekal tren positif pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022. (ASM)
Bekal Suramnya Ekonomi Global 2023, Ekonomi Indonesia Optimis Tumbuh pada Kuartal II 2022
APBN 2023 Dirancang Fleksibel Guna Redam Guncangan Ekonomi Global
Ekonomi Indonesia Terus Tumbuh, Inilah Hasil Kerja Keras, Kegotong-royongan Masyarakat Indonesia
Ekonomi Indonesia Tumbuh pada Triwulan II dan Semester I 2022
PDB (GDP) Ekonomi Indonesia Tahun 2030 Nomor 7, 2045 Nomor 4 Dunia