Upacara Adat Kelahiran hingga Kematian di NTT
- Upacara khitanan dalam masyarakat Dawan disebut lais ketos atau lais helet -
Nusantarapedia.net, Jurnal | Sosbud — Upacara Adat Kelahiran hingga Kematian di NTT
NUSPEDIAN, pada artikel kali ini akan dibahas mengenai upacara adat yang melingkupi masyarakat NTT dari kelahiran hingga kematian menjemput. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
Upacara Pra-Kehamilan
Dalam suku Dawan disebut lais toit li ana, upacara ini dilakukan oleh sepasang suami istri, upacara ini bertujuan untuk memohon kepada Tuhan agar diberikan keturunan. Dalam pelaksanaan upacara ini mereka melibatkan keluarga dan kerabat dari pihak laki-laki dan perempuan serta tetua adat.
Upacara Kehamilan
Masyarakat suku Dawan biasa disebut lais toet manik oe matene atau lais toet aomina yang berarti meminta kesejahteraan janin. Upacara ini bertujuan untuk memohon agar bayi yang berada dalam kandungan sehat, dapat lahir dengan selamat dan dalam keadaan sempurna.
Upacara Masa Kelahiran
Dalam suku Dawan disebut lasian kon aofnao an kon. Upacara ini dimaksudkan untuk memohon kepada dewa agar bayi lahir dengan selamat, dan ibunya juga sehat serta dapat mengandung dan melahirkan dengan selamat. Tahapan upacara ini antara lain pemotongan ari-ari, pemberkatan bayi dan ibunya. Pelaksanaan upacara ini juga melibatkan keluarga, kerabat dan tokoh adat. Dalam upacara ini biasanya disembelih hewan seperti kambing, domba, babi atau ayam.
Upacara Kelahiran Bayi
Suku Dawan pada masa bayi biasa disebut lais na poitanli ana, tujuan diselenggarakannya upacara ini adalah untuk memperkenalkan bayi kepada masyarakat agar diakui sebagai anggota masyarakat. Dengan demikian bayi akan mendapatkan hak dan perlakuan yang sama dengan anggota masyarakat lainnya. Upacara bayi ini juga melibatkan keluarga, kerabat, dan tokoh adat, dan biasanya nenek si bayi yang paling banyak memberikan nasehat dalam melaksanakan upacara ini.
Upacara Masa Kecil
Dalam suku Dawan, upacara masa kecil disebut lasi eon a funu. Upacara ini diadakan dengan maksud agar bayi terhindar dari bahaya dan dapat memenuhi tuntutan yang berlaku di masyarakat. Selain itu, upacara ini juga dimaksudkan untuk menginformasikan kepada anggota masyarakat lainnya bahwa anak-anak telah tumbuh dari masa bayi hingga masa kanak-kanak. Biasanya upacara ini dilakukan ketika sang anak berusia 3 sampai 5 tahun, dan melibatkan keluarga, kerabat dan tetangga dekat.
Upacara Kedewasaan
Ada dua macam upacara yang dilakukan untuk anak yang menjelang dewasa, yaitu upacara khitanan untuk anak laki-laki.
Upacara Khitanan
Upacara khitanan dalam masyarakat Dawan disebut lais ketos atau lais helet, upacara ini diadakan dengan maksud agar sang anak memperoleh kesuburan sehingga dapat meneruskan keturunannya. Upacara ini juga sebagai tanda bahwa sang anak sudah beranjak dewasa.
Biasanya upacara khitanan ini dilakukan saat sang anak berusia 14 atau 15 tahun. Dan diadakan pada musim kemarau dengan maksud agar luka cepat sembuh.
Berbeda dengan upacara sebelumnya. Upacara hanya melibatkan ayah, anak yang disunat, dan sunat. Upacara khitanan ini pun dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan sebisa mungkin tidak diketahui orang lain. Dan jika pantangan ini dilanggar, anak yang disunat akan kesulitan mencari jodoh.