Wabah Rabies, Satu Anak Meninggal Dunia – 36 Positif Rabies, Menyebar di 12 Kecamatan

15 Juli 2023, 09:42 WIB

Nusantarapedia.net | MAUMERE, SIKKA — Kasus gigitan hewan penular rabies di Kabupaten Sikka-NTT, semakin hari semakin meningkat. Bahkan terdata sudah dua orang yang menelan korban jiwa. Kali ini, An (6) bocah Desa Hikong, Kecamatan Talibura, menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit umum daerah (RSUD) Tc. Hillers Maumere, Jumat (14/7/2023) pagi.

Bocah tersebut meninggal saat sedang menjalani perawatan akibat digigit anjing pada bagian dagu, pada 11 Juni 2023 yang lalu.

Kepala Puskesmas Boganatar, Maria Yukensi Pogon membenarkan, bahwa pasien sudah meninggal dunia.

“Iya benar, pasien sudah meninggal tadi pagi sekitar pukul 04:40 pagi, sekarang saya sedang berada di rumah duka,” ujar Yukensi.

Sementara itu, dokter spesialis anak RSUD Tc. Hillers Maumere, Mario B. Nara menuturkan, selama proses perawatan, pasien menunjukkan gejala rabies, seperti gelisah, bicara sembarang, takut angin dan air.

“Saat itu, terapi yang diberikan suportif seperti diberikan nutrisi lewat infus karena tidak bisa makan minum, obat penenang karena pasien gelisah dan bicara sembarang, injeksi anti infeksi, penurun panas dan lain-lain,” ujarnya.

Namun kondisi pasien terus mengalami penurunan hingga meninggal dunia.
Hal ini juga dibenarkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka Yohanes Emil Satriawan, S.P., M.Si. melalui sambungan telpon ketika sedang berada di Kabupaten Sumba Timur guna mengikuti kegiatan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan tingkat provinsi NTT, Jumat (14/7/2023) pagi.

Terdata sebelumnya juga, telah terjadi kasus kematian balita berinisial S usia 4 tahun 11 bulan di Desa Habi, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, pada Senin (08/05/2023) yang lalu, mengejutkan banyak pihak. Balita S meninggal di Rumah Sakit Tc. Hillers Maumere, saat menjalani perawatan akibat gigitan anjing di bagian wajah, pada Senin (24/04/2023).

Direktur RS. Tc. Hillers Maumere, Clara Y. Francis ketika dihubungi pada waktu itu mengatakan, balita S sempat disuntik Vaksin Anti Rabies (VAR) dua kali di Puskesmas Beru. Lalu, dibawa ke rumah sakit, Sabtu (29/04/2023) dengan keluhan panas, mual, dan muntah.

“Dokter berusaha menangani dengan yang terbaik, namun nyawanya tidak bisa diselamatkan,” ungkapnya.

Hasil pemeriksaan sampel otak anjing yang menggigit S di Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar, Bali, menunjukkan positif rabies.

Terkait

Terkini