Wanita Salihah yang Sebenarnya

- bahwa menjadi wanita salihah itu sulit karena seringnya kriteria menjadi wanita salihah bertolak belakang dengan tabiat dan hawa nafsu wanita -

24 Desember 2022, 09:10 WIB

Nusantarapedia.net, Gerai | Resensi — Wanita Salihah yang Sebenarnya

Oleh Sindi Lestari Putri

“Buku ini menyarankan agar kita menjadi jomblo fisabilillah. Jomblo fisabilillah adalah gelar untuk ikhwan atau akhwat yang lebih mengutamakan akhirat sembari mengisi kekosongan hati. Dalam buku dijelaskan bahwa menjadi jomblo bukanlah suatu yang hina, jomblo bukan pula sebuah nasib tetapi jomblo adalah sebuah pilihan.”

Sahabatku, menjadi wanita hanya ada dua pilihan: menjadi sebaik-baik perhiasan atau menjadi sebesar-besarnya fitnah. Itulah salah satu kutipan yang terdapat dalam buku Ratu Bidadari Surga karya Rahmadani & Gina. Dua orang perempuan yang berbeda usia, kota, universitas, dan profesi ini menuangkan ide-ide briliannya ke dalam sebuah buku.

Dengan lahirnya buku ini, penulis berharap siapa saja muslimah yang tidak dapat mereka temui secara langsung, tetap mendapatkan pesannya dalam buku ini bahwasanya menjadi muslimah sungguh tidaklah mudah. Menjadi wanita salihah haruslah bersusah payah terlebih di tengah-tengah gemerlapnya dunia saat ini. Tetapi penulis menambahkan, terkecuali jika semangat itu terus dikobarkan dan keyakinan terus tertancap dalam hati pasti keistikamahan itu dapat tergenggam.

Buku ini membahas bagaimana menjadi wanita salihah sejati dalam Islam. Terdapat tip dan saran bagaimana menjadi sebenar-benarnya seorang muslimah, bagaimana karakter serta kepribadian muslimah yang dirindukan surga. Menemani perjalanan para muslimah yang sedang menapaki langkah hijrah hingga dapat beristikamah. Adapun setiap bahasan dalam buku ini diambil berdasarkan Al-Qur’an dan hadis. Terdapat tiga bab khusus dalam buku ini dan yang pertama adalah tentang Ratu Bidadari Surga, bab kedua tentang kisah-kisah teladan wanita salaf, serta bab terakhir tentang kisah-kisah sahabat yang berhijrah.

Terlepas dari penulis, sunnahvibes dalam akunnya pernah membagikan sebuah postingan, bahwa menjadi wanita salihah itu sulit karena seringnya kriteria menjadi wanita salihah bertolak belakang dengan tabiat dan hawa nafsu wanita. Hanya wanita-wanita yang Allah jaga dan yang Allah beri pertolongan yang mampu menjadi wanita salihah sejati. Seperti yang telah penulis katakan, menjadi wanita salihah itu sulit apalagi di masa sekarang ini. Dalam buku yang dilahirkan penulis terdapat kriteria wanita salihah calon ratu bidadari surga, yang kriterianya sangat bertolak belakang dengan hawa nafsu wanita. Kriteria ini harus benar-benar diperjuangkan dan harus senantiasa meminta pertolongan kepada Allah dalam memperjuangkannya apalagi di masa sekarang ini.

Mengapa sulit dan bertolak belakang? Kerap kali kita melihat anak muda berpacaran. Bahkan di zaman sekarang ketika remaja tidak memiliki pacar itu bisa dianggap aneh. Nah, tetapi dalam kaidah perempuan salihah, dalam buku ini terdapat penjelasan adanya larangan pacaran sebelum halal. Dibahas mengapa Islam melarang kita berpacaran. Sering pula kita temui orang memuji dan menyebut pacarnya saleh, dijelaskan dalam buku ini bahwa orang yang saleh itu tidak akan berpacaran dan salah satu kriteria wanita salihah itu anti-pacaran. Apa teman-teman pernah mendengar istilah pacaran sehat atau pacaran sehat dan islami? Ditulis dalam buku ini bahwa istilah pacaran sebenarnya tidak dikenal dalam Islam sebab Islam hanya mengenal khitbah (meminang) ketika didapati sesorang laki-laki menyukai seorang wanita. Sudah jelas bahwasannya tidak ada perbedaan antara pacaran islami dan pacaran sehat. Karena keduanya adalah dosa dan sangat dilarang dalam Islam. Tetapi karena istilah pacaran ini sudah dikenal, maka tidak ada apa-apa untuk berpacaran asalkan setelah menikah.

Teman-teman, siapkah untuk tidak berpacaran? Tidak chatting-an tanpa ada unsur syar’i dengan lawan jenis? Nah, bertolak belakang, bukan? Di antara ramainya pacaran, dalam hati kita pasti ingin jalan bersama dengan lawan jenis, bercerita, dll. Tetapi, kita harus menyadari ada batasan dalam Islam bagaimana interaksi sebelum seorang laki-laki dan perempuan terikat secara halal. Oleh sebab itu, ada tip untuk kita dalam buku ini agar tidak terjebak pacaran, dii antaranya, menjaga pandangan, menutup aurat, tidak bertingkah menggoda, sebisa mungkin menghindari kegiatan yang melibatkan lawan jenis, menjaga hati agar tidak langsung baper saat menyaksikan hal-hal tentang cinta sebelum halal, dan yang paling akhir adalah menikah.

Terkait

Terkini