Warung Makan Ndesa Pinggir Kali Comal

Nusantarapedia.net, Galeri | Potret Sosial — Warung Makan Ndesa Pinggir Kali Comal
Perubahan zaman adalah keniscayaan yang harus terjadi dalam roda kehidupan, di mana ini sebuah ketentuan dari Yang Kuasa.
Begitu juga alam sekitar, dari bentang alam berupa pegunungan, sungai, laut dengan isi berbagai pemandangan menakjubkan, diberikan untuk mencukupi kebutuhan makhluk hidup. Dalam hal ini manusia, sebagai konsumen terbanyak dari kekayaan sumber daya alam yang tergelar, wajib bersyukur dengan senantiasa menjaga keseimbangan alam di dalamnya. Tidak menjadikan tamak.
Perkembangan suatu daerah kini begitu pesat, tanpa bisa di cegah. Lingkungan yang begitu asri, baik di kawasan pegunungan, pantai ataupun di sepanjang pinggiran sungai, hampir tidak ada yang luput, semuanya terlindas oleh laju roda perubahan.
Perubahan pembangunan suatu daerah, di samping berdampak pada ekosistem kehidupan, harmonisasi alam, juga membawa karakteristik psikologis masyarakat.
Corak karakter masyarakat kita yang terkenal dengan prinsip gotong royong dan saling bahu membahu, pelan tergusur oleh dampak pembangunan serta kontaminasi kaum urban, yang seringkali bolak balik dari kampungnya ke kota perantauan. Begitu juga sebaliknya, dari tanah rantau mudik ke kampung halamannya, sedikit banyak membawa perubahan karakter dari tanah rantau (kota besar), sehingga watak asli sebagai orang desa lambat laun terkikis.






Bagi anda yang hidup di lingkungan perkotaan dengan berbagai warna kebisingan yang sumpek dan sesak dengan lalu lalang gerak laju kegiatan masyarakat kota, sehingga memunculkan peningkatan stress yang bertumpuk-tumpuk pada pikiran.
Anda bisa jadwalkan waktu libur anda dengan mengunjungi tempat atau wilayah pedesaan yang masih asri, sepi, dengan masih banyaknya kicau burung bernyanyi dalam bentang alam yang harmonis.
Desa Panjunan yang berada di wilayah pesisir utara, masuk Kecamatan Petarukan, bisa menjadi pilihan waktu anda untuk refreshing bersama keluarga.
Desa ini di belah oleh sungai besar Kali Comal menjadi dua desa, yaitu Panjunan utara dan selatan, akan tetapi masih menjadi satu wilayah administrasi ke dalam Pemerintah Desa Panjunan.
Lokasi ini bisa ditempuh dari Jalan Pantura menuju arah utara sekitar tujuh kilometer, akan bertemu dengan nuansa perkampungan yang masih asli, karena tak ada proyek pembangunan, lingkungan industri ataupun infrastruktur produksi besar, seperti pabrik atau pun jalan tol. Hanya sedikit perkembangan perumahan penduduk setempat.
Di Desa Panjunan sebelah selatan (selatan sungai Comal) ada beberapa warung makan Ndesa yang keberadaannya sudah cukup lama.
Salah satunya warung makan Tuminah, yang berada hanya beberapa puluh meter saja dari pinggir sungai besar Kali Comal.
Warung makan yang bangunannya terbuat dari gedek atau anyaman bambu dengan atap dari blarak (daun kelapa kering) ini, menyajikan nuansa warung makanan sederhana zaman dahulu.
Dengan menu asli pedesaan yang murah terjangkau, seperti sayur urap kangkung dan daun singkong, serta berbagai gorengan dan menu klasik lainnya, seperti rajungan rebus (kepiting rebus) khas daerah pesisiran.
Semuanya akan mengobati pikiran stress anda, seperti ditarik ke belakang kenangan suasana kehidupan masa lalu, karena suasana dan bangunan warungnya masih seperti puluhan tahun yang lalu, saat Tuminah pertama kali membuka usaha warung ndesanya.
Ada kalanya kita ingin mencicipi kudapan masa lalu saat kita kecil, sambil menikmati lingkungan pemandangannya juga.






Gerak laju kemajuan pembangunan sebuah keniscayaan, akan tetapi keseimbangan dan harmonisasi alam mesti harus diselaraskan. Tetap berkawan dengan alam, kawan! (Ragil74)
Foto: ©2022/Npj/Ragil74
Pabrik Gula Comal Baru, Riwayatmu Kini
Widuri
Penjual Sapu Yang Menyesal Tak Bersekolah
Asri dan Alaminya Desa Pegongsoran
Pembangunanisme, Rumah Berlindung Pemekaran Daerah (1)
Pendulum Kapitalisme dan Sikap Intelektual Muslim Kita (1)Wamsu, Pedagang Lukisan Kaligrafi Keliling