Wisata Sejarah di Pulau Onrust
- Keputusan yang diambil VOC, yaitu Jayakarta dijadikan sebagai salah satu tempat perdagangan dengan sebelumnya meminta izin kepada Pangeran Jayakarta untuk menggunakan salah satu gugusan pulau yang ada di Teluk Jakarta -
Nusantarapedia.net, Jurnal | Tourism — Wisata Sejarah di Pulau Onrust
UNTUK wisatawan yang tertarik pada bidang sejarah, besar manfaatnya jika menyinggahi Pulau Onrust. Selain mata disuguhi eloknya panorama laut, kita dapat juga menengok bagian sejarah negara kita, khususnya untuk generasi muda. Terbatasnya objek wisata lain yang berada di Pulau Onrust, mungkin menjadi salah satu penyebab mengapa pulau ini tidak begitu banyak disinggahi wisatawan. Padahal, ada dua manfaat yang dapat kita peroleh jika singgah ke tempat ini, yaitu belajar sejarah sambil berwisata.
Pulau Onrust adalah salah satu gugusan pulau yang terdapat di Kepulauan Seribu, Teluk Jakarta. Untuk menyinggahinya tidaklah sulit. Sekarang ini paling tidak telah ada lima pelabuhan laut yang mengantar wisatawan untuk berkunjung ke sana, yaitu Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Mariana Ancol, Pelabuhan Pasar Ikan, Pelabuhan Muara Angke, dan Pelabuhan Muara Kamal.
Melalui Pelabuhan Muara Kamal jarak menuju Pulau Onrust dicapai dalam tempo singkat, yaitu antara 10—15 menit dengan menggunakan perahu tradisional. Dalam perjalanan, banyak panorama menarik yang dapat kita saksikan. Ayunan air yang bersinar keperakan karena timpaan sinar matahari, jajaran pulau-pulau kecil yang tampak di kejauhan atau gerakan lurus dari ikan lumba-lumba menjadikan suasana perjalanan laut kian menyenangkan. Apalagi, sesekali rombongan ikan lumba-lumba itu melakukan gerakan melompat di atas air.
Penduduk yang menetap di sekitar Kepulauan Seribu pada awalnya menyebut Pulau Onrust dengan nama ”Pulau Kapal” karena pada abad ke-17 dan 18 di pulau tersebut banyak berlabuh kapal yang tidak berhenti dari kesibukan bongkar-muat berbagai barang komoditas dan kegiatan merevarasi kapal sehingga membuat orang Belanda memberinya nama ”Onrust”. Nama ”Onrust” dalam bahasa Belanda berarti sibuk (tidak pernah beristirahat). Nama ”Onrust” mulai dikenal sejak abad ke-17, tetapi pengenalannya hanya terbatas pada kaum Belanda dan para buruh yang dipekerjakan di pulau itu.
Pada masa kolonial Belanda, Pulau Onrust digunakan sebagai tempat peristirahatan keluarga Kerajaan Banten. Ini terjadi sebelum Belanda memanfaatkan tempat itu sebagai bagian koloninya. Dalam catatan sejarah, Pulau Onrust pun sempat menjadi lahan sengketa antara Kerajaan Banten dan Kerajaan Jayakarta. Akan tetapi, tidak pernah ada upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Kerajaan Jayakarta mengklaim bahwa Pulau Onrust adalah miliknya. Jika dilihat dari lokasinya, Pulau Onrust lebih dekat dengan Kerajaan Jayakarta. Di pihak lain, Kerajaan Banten juga memiliki hak atas pulau tersebut. Menurut Kerajaan Banten, seluruh Kepulauan Seribu merupakan bagian wilayahnya. Sering kedua kerajaan itu bertindak sendiri-sendiri untuk kekuasaannya terhadap Pulau Onrust ini.
Pada kesempatan yang lain, Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda atau Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 sedang melakukan pengiriman armada pertamanya ke Asia. Dicarilah sebuah tempat yang nantinya akan digunakan sebagai tempat pertemuan. Pada saat itu pula, pihak VOC sedang mengalami kegagalan atas usaha monopoli perniagaan di Banten. Hal ini terjadi sekitar tahun 1610.
Keputusan yang diambil VOC, yaitu Jayakarta dijadikan sebagai salah satu tempat perdagangan dengan sebelumnya meminta izin kepada Pangeran Jayakarta untuk menggunakan salah satu gugusan pulau yang ada di Teluk Jakarta. Kemudian, dibuatlah perjanjian. Belanda diwakili oleh L’Hermit dan pihak Jayakarta diwakili oleh pangerannya sendiri. Perjanjian disepakati dan ditandatangani kedua pihak pada 10—13 November 1610. Isi perjanjian ini: mempersilakan orang Belanda mengambil kayu untuk pembuatan kapal-kapalnya di Teluk Jakarta.