Segera, Prabowo Kembali Bertani dan Melaut!

27 April 2024, 00:46 WIB

Nusantarapedia.net | OPINI — Segera, Prabowo Kembali Bertani dan Melaut! Modeling Membangun Ekonomi Indonesia Sebagai Kekuatan Geo-politik Global (Tinjauan Kebudayaan)

Oleh : B. Ari Koeswanto ASM

“Menjadikan spekulasi; secara praktis, bagaimana transisi kekuasaan dari Presiden Jokowi ke Presiden Prabowo dapat seiring sejalan (kesepakatan), mengingat, legacy yang ditinggalkan Jokowi berkaitan dengan program-program yang sedang berjalan, bersinggungan dengan APBN, hingga sejauh mana kesehatannya, terutama arah pembangunannya, sesuai tidak dengan prinsip cita-cita negara ideal Indonesia. Di bagian ini, tentu tidak keseluruhan program akan dilanjutkan, mengingat dasar Prabowo yang pada awalnya terjun ke politik bersama Gerindra mengusung tema kedaulatan Indonesia, bahkan Prabowo pun dijuluki sebagai “Soekarno Kecil”, meski tidak menutup kemungkinan kepemimpinan Prabowo menjadi 100 persen mengikuti kehendak Jokowi atas perubahan haluan politik Prabowo dari dasar barter politik. Ini yang menjadi misteri, ini pula bagian yang paling dasar, mengandung sensitifitas tinggi dan bersifat vital untuk menentukan arah perjalanan negara ke depan.”

“Negara ideal itu membelakangi pegunungan, di sebelah kiri diapit sawah yang luas membentang, di sebelah kanan terdapat benua, dengan pelabuhan yang besar”.

SEKIRA sepuluh tahun belakangan ini, minat masyarakat pada bidang sejarah kebudayaan Indonesia cukup tinggi. Banyak motivasinya, mulai dari sekedar ingin tahu (penikmat), pencarian jati diri, hingga sebagai refleksi dan proyeksi. Namun begitu, jangan-jangan hanya untuk pelarian saja (gabut) atas ketidakjelasan arah negara dari riwayat kebangsaan, karena hanya mandeg pada sejarahnya itu sendiri tanpa adanya genealogi dan implementasi praktis di segala bidang (roman). Seyogyanya, sejarah (masa lalu) diberikan konteks kekinian untuk dijadikan konstruksi dan strategi kebudayaan Indonesia, utamanya dalam kaitan geo-politik — ekonomi global modern saat ini.

Terkesan ngayawara memang, tapi itulah PR-nya. Kita perlu memahami — meletakkan dasar pikiran dan gagasan, rumusan pengetahuan dan kekaryaan asli (kebudayaan) Indonesia yang mampu bertransformasi menyesuaikan gerak jaman, yang bagian itu adalah era globalisasi, dimaknai kala praktik liberal kapitalistik menjadi segalanya. Padahal atas kesadaran, itu semua hanya propaganda untuk menguasai. Di bagian ini, persoalannya bukan soal praktik liberal kapitalistiknya yang kita anggap sebagai biang kerok sulitnya tujuan Indonesia tercapai, tetapi ada pada sejauh mana kesiapan kita dalam menghadapi itu semua (tantangan), dimana era globalisasi, industrialisasi, digitalisasi hingga era Society 5.0 itu sebagai standarisasi dunia. Padahal sekali lagi, itu hanya soal strategi pemasaran ekonomi kelompok global/globalis.

Dimana dan bagaimana posisi kita berkiprah dalam bagian panggung dunia? Kiranya (pak) Prabowo mampu membuktikan itu dari bekal keseluruhan sumber daya yang dimilikinya, termasuk watak “kaprawiran” Prabowo yang dari sejarah keluarganya, publik meyakini sebagai spirit, seorang bangsawan dan negarawan dari trah priyayi Banyumas, terhubung nasabnya dengan leluhur penguasa Tanah Jawa. Tentu ini modal!

Terkait

Terkini