Sejarah Perkembangan Kurikulum Pendidikan di Indonesia

Kurikulum berfungsi sebagai sarana mengukur kemampuan karena berisi target-target yang harus dicapai selama proses pendidikan berlangsung

15 November 2021, 09:14 WIB

Nusantarapedia.net, Jurnal | Pendidikan — Sejarah Perkembangan Kurikulum Pendidikan di Indonesia

Kurikulum KTSP dianggap belum sempurna dan masih banyak kekurangan, apalagi saat ini adalah era digital yang apa-apa bisa dilakukan dengan teknologi maka KTSP harus segera dirubah menjadi kurikulum 2013. Berkembangnya teknologi adalah salah satu alasan yang relevan untuk menyempurnakan sebuah kurikulum.”

SESUAI Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 19 yaitu, pengertian Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

Kurikulum berfungsi sebagai sarana mengukur kemampuan karena berisi target-target yang harus dicapai selama proses pendidikan berlangsung. Tahukah kalian, kurikulum pendidikan di negeri kita telah mengalami banyak perubahan seiring dinamisnya perkembangan pendidikan di Indonesia. yuk, kita simak perjalanan sejarah Kurikulum Pendidikan di Indonesia, sejak paska kemerdekaan hingga kini!

Paska kemerdekaan adalah masa emas pendidikan di Indonesia. Era ini, adalah perubahan pendidikan Belanda ke pendidikan nasional. Semangat kemerdekaan melandasi penetapan kurikulum di tahun ini. Pancasila digunakan sebagai asas pendidikan. Kurikulum 1947 disebut juga Rencana Pelajaran 1947, yang penerapannya baru diaplikasikan pada tahun 1950

Kurikulum 1947 lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. Fokus Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan pendidikan pikiran, melainkan hanya pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat.

Tahun yang merupakan cikal bakal pendidikan di Indonesia. Awal perjuangan pendidikan nasional berawal pada tahun ini. Kurikulum pada masa ini dinamakan Rencana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sebagai penyempurna kurikulum sebelumnya dengan merinci setiap mata pelajaran sehingga dinamakan terurai, dan satu mata pelajaran sudah mulai diajarkan oleh satu guru.

Kurikulum ini memusatkan paga kecerdasan kognitif sehingga bercirikan bahwa pemerintah menginginkan peserta didik memiliki pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD. Pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmani.

Mengawali era orde baru kurikulum ini menjadi bersifat politis karena memang dimaksudkan untuk menggantikan Rencana Pendidikan 1964 sebagai produk lama. Kurikulum ini bertujun membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan jasmani, moral, budi pekerti dan keyakinan beragama. Hanya saja kurikulum ini hanya menitik beratkan pada pemebelajaran yang teoritis sedikit praktik dan jarang mengaitkan materi dengan hal-hal kontemporer.

Kurikulum ini menekankan pendidikan lebih efektif dan efisien. Menurut Mudjito, kurikulum ini lahir karena pengaruh konsep di bidang manajemen MBO (management by objective). Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), dikenal dengan istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan.

Pembangunan nasional melatarbelakangi kelahiran kurikulum 1975 akibat dari banyaknya perubahan-perubahan yang terjadi, terutama sejak tahun 1969. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi program maupun kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pembaharuan tersebut. Kurikulum 1975 merupakan kurikulum yang bersifat sentralistik atau dibuat oleh pemerintah pusat dan sekolah-sekolah hanya menjalankan.16F 17 Kurikulum 1975 berprinsip tujuan dari pendidikan harus efektif dan efisien.

Kurikulum 1984 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975 dan mengunakan pendekatan proses. Dalam hal ini faktor tujuan tetap penting messkipun sudah menggunakan pendekatan proses. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Subjek belajarnya adalah siswa. Model seperti ini yang dinakan aktif learning karena siswa yang akan selalu aktif dalam pembelajaran. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Namun banyak sekolah yang menerapkan dengan baik dan alhasil siswa tidak melaksanakan pembelajaran dengan baik dan hanya gaduh di kelas. Model ini juga disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

Terkait

Terkini