Gunung Bolo: Dari Mitos Sampai ke Wisata Jalan-jalan

- Gunung Bolo adalah daerah yang ampuh untuk mendatangkan rejeki, atau orang jawa menyebutnya pesugihan -

21 November 2023, 14:28 WIB

Nusantarapedia.net | ESAI, TOURISMGunung Bolo: Dari Mitos Sampai ke Wisata Jalan-jalan

Oleh: Krisna Wahyu Yanuar

– jika ingin pesugihan lebih cepat, konon harus bersetubuh di tempat itu, yang mana tidak boleh suami istri, harus orang lain. Yang unik jika suami istri datang ke tempat tersebut, maka hubungan keduanya tidak akan lama. Entah suami atau istrinya yang selingkuh. Mitosnya Nyi Roro Kembang Sore tidak menyukai pasutri yang datang, karena beliau sendiri membujang seumur hidup –

SEPERTI biasanya minggu pagi adalah awal yang baik untuk berolahraga, berlari kecil- kecilan, di daerah Tulung Agung tepatnya Desa Bolorejo, Kecamatan Kalangbret, yang berada di kawasan perbukitan yang penuh dengan komplek makam cina, yakni bernama “Gunung Bolo”. Entah, mengapa dijuluki gunung, padahal kawasan ini hanyalah bukit tidak tinggi-tinggi sekali seperti layaknya gunung.

Di kawasan ini sangatlah menarik, ada cerita- cerita yang mengerutkan dahi, bagaimana tidak, selain komplek makam cina, di sini juga disemayamkan seorang putri dari Adipati Betak Bedalem, yang semasa hidupnya paras putri tersebut, namanya Nyi Roro Kembang Sore yang digandrungi oleh putra-putra raja yang ada pada masa itu. Antara Pangeran Lembu Peteng seorang Pangeran Raja Brawijaya V dan Adipati Kalang raja dari Kerajaan Kalangbret.

Karena perebutan wanita, Pangeran Lembu Peteng tewas dibunuh Adipati Kalang, dan jasadnya dibuang ke Sungai Brantas, yang kini menjadi daerah Lembu Peteng. Melihat yang disayanginya telah meningggalkan dia, Nyi Roro Kembang kabur dari Kerajaan Betak Bedalem, dan tidak sengaja bertemu dengan Mbok Rondo, yang memiliki putera Joko Tawang. Lagi-lagi paras dan kecantikan Nyi Roro Kembang Sore menggelapkan mata Joko Tawang, dan ingin Joko Tawang memperistri dirinya.

Tetapi dengan satu syarat, untuk Joko Tawang puasa bisu di gunung dan tidak boleh diganggu oleh siapa pun, akhirnya Joko Tawang menyanggupi itu dengan bersemedi sambil menutupi telinganya dengan cikrak. Juga saat itu Nyi Roro Kembang Sore mulai mendiami kawasan Bukit Bolo, dibarengi dengan semedi. Joko Tawang yang tetap bersikukuh dengan prinsipnya, sampai-sampai ibunya memanggil tidak didengarkan, tibalah ucapan itu “budheg” dan membuat tubuh Joko Tawang menjadi batu, jadilah Gunung Budheg.

Setelah berbagai macam konflik, hingga Patih Gajah Mada datang dan membalas dendam kepada Adipati Kalang, juga pada saat itu Nyi Roro Kembang Sore memutuskan untuk bertapa dan membujang di kawasan Bolo sampai akhir hayatnya.

2613
Gapura makam Pecinan di kawasan Gunung Bolo.

Terkait

Terkini