Bakat adalah Kodrat Bukan Kelebihan, Berikut Cara Mengenali Kelebihan Anda!

Semua pertanyaan itu akan lebih akurat menjawab kelebihan anda, jika anda membayangkan diri anda masih dalam usia 0 -12 tahun, usia dimana anda masih belum banyak distraksi atau gangguan lingkungan. Jadi berusahalah mengkilas balik apa yang kira-kira anda lakukan di waktu anda pada rentang usia tersebut.

16 November 2023, 09:58 WIB

Begitupun dengan Dr Mel Levine seorang dokter perkembangan anak di Universitas North Carolina yang mengembangkan suatu sistem untuk memperlihatkan kelebihan dan kekurangan anak. Bahwa kelebihan adalah sesuatu yang bisa dipelajari oleh diri sendiri, tanpa harus ditunjukkan oleh orang lain. Dr Levin mencoba menjauhkan kita dari label kekurangan dan ketergangguan dan lebih fokus pada gaya individualis.

Garis besarnya, semua orang memiliki rezeki, watak, kecerdasan dan bakat. Tidak ada manusia bodoh, kekurangan dan ketergangguan. Bahkan dalam kasus orang tua kita yang seorang petani misalnya. Bagaimana mereka bisa melabel dirinya bodoh dan tidak beruntung, jika dari pekerjaanya yang menurut mereka hina dan penuh keterbatasan, mereka bisa memasukkan anak ke universitas hingga bergelar S3 setara dengan orang-orang yang mereka anggap hebat seperti pegawai negeri dan pengusaha. Kurang hebat apa mereka petani? Bahkan dari petani terlahir seorang presiden, dari petani terlahir seorang pengusaha besar, dari petani terlahir siswa paling cerdas di Harvard University? Masih kurang hebatkah?

Kalau sejak dulu petani, petani-petani Indonesia bangga dan sadar akan potensi dan kecerdasannya, maka gelar swasembada pangan bukan tidak mungkin masih akan kita pegang hingga sekarang. Anak-anak muda yang tidak takut menjadi petani yang bersemangat membangun pertanian Indonesia dengan kecanggihan otak teknologi yang dimilikinya. Mendesain alat-alat pertanian untuk memudahkan pekerjaan petani, sehingga melepaskan pandangan dari orang tuanya bahwa bertani adalah pekerjaan berat dan rekasa. Anak-anak muda bangga menjadi petani , sehinggga pertanian Indonesia membumbung tinggi, mendunia, sehingga menjadi negara pengekspor pangan terbesar seantero jagat. Anak-anak muda yang paham bahwa negara yang ditempatinya adalah negara kaya raya yang harus digali potensinya, bukan malah dengan sukarela membiarkannya digali potensinya oleh negara lain untuk kepentingan mereka sendiri. Di negara-negara maju, bahkan pertanian diunggulkan dan tidak sedikit anak muda yang berkecimpung dalam dunia pertanian.

Bahkan yang tidak mereka petani sadari, mereka melarang anaknya menjadi petani, dan memperjuangkan anaknya menjadi pegawai, tapi begitu benar-benar menjadi pegawai pada akhirnya anaknya tidak nyaman dengan pekerjaanya dan melepaskan kepegawaian memilih menjadi peternak lele atau ayam bahkan.  Sesuatu yang sering dilakukannya dulu sewaktu masih kecil memberi pakan ayam-ayam di kandang. Bukankah kecerdasan anak diturunkan dari orangtuanya? Jika salah satu dari kedua orang tuanya berbakat dominan naturalis (berhubungan dengan alam) bukan tidak mungkin anaknya juga memiliki bakat yang sama.

Sekalipun anak bekerja atau melakukan tugas yang jauh dari kecerdasannya, dapat dipastikan dia tidak seratus persen menikmati pekerjaanya. Nalurinya akan tergiring pada apa yang menjadi bakat dan minatnya. Karena memang itulah sumber ketenangannya, seperti masa kecilnya, dia begitu bersemangat. Begitu bangun tidur, yang dicari adalah beras atau nasi untuk makan ayam-ayamnya. Atau pulang sekolah yang dicari ayam-ayamnya. Saat tahu hilang dari kurungan maka dia akan ngamuk dan menangis. Maka ketenangan dan kedamaian itu tidak akan pernah hilang dari dirinya. Bahkan saat menjadi pegawai pun dia sangat menyukai semua yang berhubungan dengan alam. Dia akan membuat kolam di belakang rumahnya atau ternak ayam di lahan yang dibelinya.

Begitu hobinya ternyata menghasilkan uang, bahkan lebih dari gaji pegawai, maka tidak segan-segan dia akan melepas kepegawaian yang selama ini cukup menekannya. Karena melakukan sesuatu yang tidak pada minat dan bakatnya. Dia tidak peduli perjuangannya bertahun tahun meraih gerlar S2 atau S3 nya, tapi dia mencintai pilihan yang telah digelutinya.  Bahkan sejak dia mulai belajar berjalan, dia telah mencintai ayam dengan mencoba menangkapnya meski selalu jatuh tersungkur, tapi dia bahagia. Ini yang disebut minat, kecerdasan dan bakat. Semua orang memilikinya dan tidak ada satupun yang terlewatkan. Bahkan Putri Ariyani, penyandang tuna netra, siapa yang menyangka dia bisa menaklukkan ribuan pesaingnya dan akhirnya bisa berlenggang di American Idol dan nyaris menjadi pemenang. Bahkan pada manusia yang tidak memiliki kesempurnaan fisik sekalipun Allah tetap memberi rezeki kecerdasan dan bakat. Bagaimana anda bisa mengatakan anda tidak berbakat? anda sendiri yang melabel dan menyetujuinya bukan?

Nah, apakah di titik ini anda sudah meyakini bahwa anda benar-benar memiliki kecerdasan dan bakat? Jika anda  sudah benar-benar yakin dan telah mengetahui minimal empat kecerdasan dominan anda dari delapan kecerdasan, selanjutnya anda bisa mengenali kelebihan anda. Anda bisa uji kecerdasan melalui beberapa tes cepat mengenali bakat atau bisa mengunjungi psikolog untuk lebih akurat dan detail. Untuk mengetahui kelebihan anda, anda perlu memahami bahwa kelebihan bukanlah bakat atau kemampuan atau sesuatu yang anda kuasai. Kelebihan bersifat jauh lebih personal, yakni aktivitas yang membuat seseorang merasa kuat. Manusia sejak kecil memulai kehidupan dengan keinginan kuat untuk menyenangkan, tetapi tidak tumbuh dewasa dengan cara yang sama. Anak-anak sering berhenti mencari kelebihan sejatinya, karena orang tua  malah yang memilihkan yang mana kelebihanya dan memaksakan sesuatu padanya, menunjukkan kelebihan anak, tanpa memberi kesempatan pada mereka untuk melakukan pencariannya sendiri. Mungkin itu yang orang tua lakukan pada anda, hingga di umur anda yang sudah separuh lebih kehidupan, anda belum menemukan dimana bakat kecerdasan dan kelebihan anda.

Terkait

Terkini