Wartawan Pokja Polres Bangkalan, Meniti Jejak Menuju Sarasehan Sinergitas dengan Polri

2 Oktober 2024, 17:01 WIB

Nusantarapedia.net | SASTRA — Mentari masih malu-malu mengintip dari balik cakrawala, menyapa bumi dengan sapuan warna jingga lembut. Udara pagi sejuk menelusup ke sela-sela kain oblong abu-abu yang membalut tubuh seorang pemuda.

Celana jeans warna biru laut, sahabat yang setia menemani langkah, menambah semarak pagi itu. Kacamata berbingkai bulat, sepasang mata penjelajah, seolah terbius pesona alam yang terhampar luas.

Ia, sang pengendara motor trail tua, meluncur pelan di jalanan desa. Setiap putaran roda bagaikan irama hidup yang bergema, menyapa dedaunan hijau yang menari-nari ditiup angin pagi. Aroma tanah basah dan embun pagi, menyegarkan jiwa, mengantarkannya pada sebuah perjalanan makna.

Dari desa, tempat di mana ia menyapa fajar, ia beranjak menuju Desa Tanah Merah, meniti jalan berliku yang penuh isyarat. Jarum jam menunjukkan pukul 06.00 WIB saat ia tiba di depan kantor Polsek Tanah Merah, Rabu (02/10/2024).

Sepeda motor kesayangannya, kuda besi tua diparkir dengan hati-hati, sebuah lambang kepercayaan yang terukir di setiap lekuknya.

Seorang petugas polisi, dengan seragam kebanggaan, mendekat dan menyapa dengan ramah. “Silakan kunci setir motornya, Mas. Saya sudah dihubungi Pak Kapolsek, bahwa motornya Mas dititip di sini,” ucapnya.

Senyum terukir di wajah pemuda, penunggang kuda besi tua itu. Terbersit rasa syukur atas keramahan dan perhatian yang diberikan.

Tiba-tiba, dering telepon genggam menyela. Kasi Humas Polres Bangkalan, IPTU Risna Wijayati, terdengar di seberang sana. “Mas, bis yang membawa rombongan wartawan Pokja Polres Bangkalan belum berangkat. Mohon bersabar ya.”

Pemuda itu mengangguk pelan, memahami situasi. Ia pun memilih tempat duduk di sudut halaman kantor Polsek, menunggu bis yang akan mengantarnya menuju medan tugas.  Sambil menanti, ia mengamati hiruk pikuk kehidupan di sekitar.

Pagi itu, di antara hiruk pikuk kesibukan, ia membiarkan istirahat motor kesayangannya, sebuah simbol kebebasan dan petualangan. Menunggu bis yang membawa rombongan wartawan, ia menanti sebuah perjalanan baru, sebuah peluang untuk menorehkan tinta emas di halaman cerita kehidupan.

Detik-detik menanti terasa begitu panjang. Namun, seiring dering telepon yang kembali berbunyi, sebuah kabar menghampiri. “Mas, bis sudah dekat. Sebentar lagi sampai di Polsek Tanah Merah.” Suara Risna, Kasi Humas Polres Bangkalan, terdengar ceria.

Senyum tipis terukir di wajah pemuda itu. Ia pun beranjak dari tempat duduk, menelusuri jalanan menuju pertigaan, di depan sekolah SD, tempat bis akan berhenti. Jantungnya berdetak harmonis, bagaikan irama gembira yang menyambut kedatangan rombongan.

Mentari pagi semakin meninggi, menyinari jalanan dengan hangat. Seolah ikut merasakan debar di dada pemuda itu,  daun-daun hijau di sekitar seakan berbisik, “Segera lah kau melangkah, tugasmu menanti.”

Terkait

Terkini