Menelisik Jenis-jenis Kaum Terdidik

24 Mei 2024, 17:48 WIB

Nusantarapedia.net | PENDIDIKAN — Menelisik Jenis-jenis Kaum Terdidik

Oleh : Alvian Fachrurrozi

– sukses atau tidak suksesnya orang berkuliah itu terletak pada dia berhasil bertransformasi menjadi intelektual organik atau tidak? Dia berhasil menterjemahkan pengetahuan intelektualnya untuk kebermanfaatan sosial atau tidak? –

“Kedua jenis sarjana tadi bisa dikatakan adalah para “kapitalis pengetahuan” yang memiliki modal/investasi dalam bentuk kuliah di perguruan tinggi, tetapi bedanya sarjana yang jenis pertama tidak mempunyai “habitus intelektual” atau “laku intelektual” seperti dalam bentuk membaca, berdiskusi, dan menulis, sementara sarjana yang jenis kedua setidak-tidaknya masih mempunyai laku intelektual itu”

DI suatu waktu selepas acara yudisium di kampus, ada salah satu teman seangkatan saya yang curhat komplain di WA Grup, karena dari sekian teman seangkatan kami tidak ada satu pun yang mendapat predikat sebagai wisudawan terbaik, malah yang mendapat predikat cumlaude semua adalah dari adik-adik angkatan dan dari jurusan-jurusan yang lain.

Jujur untuk saya sendiri tidak begitu memikirkan mengenai hal itu. Toh berdasarkan pengamatan saya ketika seorang mahasiswa tidak mendapatkan predikat cumlaude atau wisudawan terbaik dari kampus tempatnya belajar, hal itu dilatarbelakangi oleh banyak faktor.

Faktor-faktor itu di antaranya; merasa salah jurusan, tidak memandang kehidupan akademik sebagai hal utama, asal bisa lulus dan menggondol gelar sarjana. Atau juga memang karena faktor mahasiswa yang “bebal” dan “malas belajar”, kedua faktor yang terakhir ini bagaimana pun memang faktor obyektif yang juga harus diakui.

Sementara mahasiswa yang mendapatkan predikat cumlaude itu pun juga tidak dilatarbelakangi oleh “faktor tunggal”, melainkan oleh banyak faktor. Dan faktor-faktor itu di antaranya; dia memang mahasiswa yang menemukan “kecocokan” dengan jurusan kuliahnya, dia memang mahasiswa yang cerdas dan rajin belajar, dia memandang kehidupan akademik beserta nilai IPK sebagai hal utama untuk masa depan karirnya. Dan juga bisa karena faktor dia memang mempunyai relasi politik, relasi kongkalikong dengan para birokrat kampus.

Terkait

Terkini